Sabtu, 13 Maret 2010

BOLEHKAH MAKAN DARAH?

Analisis Teologis

1. LARANGAN MAKAN DARAH :
Baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru terdapat ayat yang melarang makan darah :
* Kejadian 9:4
Hanya daging yang masih ada nyawanya, yakni darahnya, janganlah kamu makan.
* Imamat 3:17
Inilah suatu ketetapan untuk selamanya bagi kamu turun-temurun di segala tempat kediamanmu: janganlah sekali-kali kamu makan lemak dan darah.
* Imamat 7:26
Demikian juga janganlah kamu memakan darah apapun di segala tempat kediamanmu, baik darah burung-burung ataupun darah hewan.
* Imamat 19:26
Janganlah kamu makan sesuatu yang darahnya masih ada. Janganlah kamu melakukan telaah atau ramalan.
* Ulangan 12:23
Tetapi jagalah baik-baik, supaya jangan engkau memakan darahnya, sebab darah ialah nyawa, maka janganlah engkau memakan nyawa bersama-sama dengan daging.
* Ulangan 15:23
Hanya darahnya janganlah kaumakan; haruslah kaucurahkan ke tanah seperti air.
* Kisah Para Rasul 15:20,29
15:20 tetapi kita harus menulis surat kepada mereka, supaya mereka menjauhkan diri dari makanan yang telah dicemarkan berhala-berhala, dari percabulan, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari darah. ...
15:29 kamu harus menjauhkan diri dari makanan yang dipersembahkan kepada berhala, dari darah, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari percabulan. Jikalau kamu memelihara diri dari hal-hal ini, kamu berbuat baik. Sekianlah, selamat.’
* Kisah Para Rasul 21:25
Tetapi mengenai bangsa-bangsa lain, yang telah menjadi percaya, sudah kami tuliskan keputusan-keputusan kami, yaitu mereka harus menjauhkan diri dari makanan yang dipersembahkan kepada berhala, dari darah, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari percabulan.’

2. TIDAK SEMUA MAKANAN ITU HALAL?
Tetapi bagaimana dengan penjelasan Yesus sendiri pada :
* Markus 7:15
Apapun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya.
Apakah Yesus memaksudkan bahwa semua makanan halal, tak terkecuali darah? Karena ayat ini sering menjadi pembenaran bahwa kita bebas makan apa saja.
Sebenarnya saya kurang suka berpolemik mana haram, mana halal; ini boleh, itu tidak boleh. Mari kita kaji tulisan yang menarik dari Rasul Paulus demikian :
* 1 Korintus 10:23
Segala sesuatu diperbolehkan." Benar, tetapi bukan segala sesuatu berguna. "Segala sesuatu diperbolehkan." Benar, tetapi bukan segala sesuatu membangun.
Ayat di atas adalah tulisan Paulus kepada jemaat di Korintus, tetapi apakah ungkapan dalam tanda kutip itu merupakan pendapat Paulus? Paulus "mengutip" semboyan umum yang dipakai oleh orang-orang di Korintus untuk membenarkan tingkah laku mereka. Selanjutnya, mari kaji lagi ayat-ayat dalam 1 Korintus 6:12-20 demikian :
* 1 Korintus 6:12-20
6:12 Segala sesuatu halal bagiku, tetapi bukan semuanya berguna. Segala sesuatu halal bagiku, tetapi aku tidak membiarkan diriku diperhamba oleh suatu apapun.
6:13 Makanan adalah untuk perut dan perut untuk makanan: tetapi kedua-duanya akan dibinasakan Allah. Tetapi tubuh bukanlah untuk percabulan, melainkan untuk Tuhan, dan Tuhan untuk tubuh.
6:14 Allah, yang membangkitkan Tuhan, akan membangkitkan kita juga oleh kuasa-Nya.
6:15 Tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah anggota Kristus? Akan kuambilkah anggota Kristus untuk menyerahkannya kepada percabulan? Sekali-kali tidak!
6:16 Atau tidak tahukah kamu, bahwa siapa yang mengikatkan dirinya pada perempuan cabul, menjadi satu tubuh dengan dia? Sebab, demikianlah kata nas: "Keduanya akan menjadi satu daging."
6:17 Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia.
6:18 Jauhkanlah dirimu dari percabulan! Setiap dosa lain yang dilakukan manusia, terjadi di luar dirinya. Tetapi orang yang melakukan percabulan berdosa terhadap dirinya sendiri.
6:19 Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, --dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?
6:20 Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!
Menjadi murid Yesus bukan sekedar taat akan peraturan, karena Yesus lebih menitik- beratkan bahwa apapun yang kita lakukan adalah karena kita benar-benar mengasihiNya. Sebagai murid Yesus yang sudah ditebus. Sebaiknya kita tidak terlalu mempermasalahkan haram & halal-nya makanan dan jangan melakukannya hanya sekedar mentaati peraturan.
3. KONSEP PEMIKIRAN ANUGERAH/KASIH KARUNIA :
Konsep pemikiran dan cara pandang kita sebagai umat Kristen harus berkonsep pada pemikiran ANUGERAH/KASIH KARUNIA bukan pemikiran IMBAL-BALIK. Keselamatan kita atas karya Tuhan Yesus diatas kayu salib adalah Anugerah.
Anugerah mempunyai arti dasar demikian : “yang memberi tidak berkewajiban, yang menerima tidak mempunyai hak”. Sedangkan konsep Imbal-Balik adalah “kita mendapatkan sesuatu karena melakukan sesuatu” seperti layaknya seorang pegawai yang diupah bulanan karena melakukan pekerjaannya selama satu bulan, seorang salesman mendapat bonus karena mampu menjual sekian jumlah barang dagangan. Kalau kita berpikiran kalau saya mentaati aturan Alkitab, kalau saya melakukan amal-ibadah maka saya akan mendapat pahala, itu adalah konsep pemikiran imbal-balik! Dimana hal tersebut menunjukkan kita belum sadar akan arti penebusan itu.
* Roma 6: 14
Sebab kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kamu tidak berada dibawah hukum Taurat, tetapi dibawah kasih karunia.
Kekristenan itu bukan agama tetapi sebuah relationship, hubungan kita dengan Allah bukan hubungan imbal-balik, kita bukan sekedar rakyat yang harus patuh akan titah Raja, dan bukan sekedar umat yang harus taat dan melaksanakan hukum-hukum. Tetapi kekristenan adalah hubungan kasih Bapa kepada anakNya, kasih anak kepada Bapanya. Maka ketika kita mempunyai konsep pikiran anugerah/kasih-karunia, kita akan dengan senang hati/ tulus ikhlas melakukan hal-hal yang baik sesuai Alkitab, yang bukan sekedar mentaati hukum, tetapi semuanya timbul karena kasih kita kepada Bapa.
Ketika kita memahami arti Anugerah Keselamatan dan kita sadar akan arti tebusan itu, maka otomatis “hukum taurat” itu mengikutinya, sehingga yang kita lakukan juga sesuai dengan landasan hukum Taurat itu.
* Galatia 5:1
Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan.
Hukum Taurat itu sendiri tidak memberikan pembenaran. Kita dibenarkan oleh iman dalam Yesus Kristus (Galatia 2:16). Hidup yang kita jalankan adalah dengan iman dalam Tuhan Yesus Kristus (Galatia 2:20). Oleh hukum Taurat, kita mati oleh hukum Taurat supaya kita dapat hidup untuk Allah (Galatia 2:19). Kita menjalankan prilaku yang sesuai hukum Taurat karena Roh Kudus mengarahkan kita dan hukum Taurat yang memang berasal kodrat Ilahi, yang telah kita peroleh dan menjadi bagian darinya (2Petrus 1:4), seperti Kristus.
4. MAKANAN HARAM DALAM PERJANJIAN LAMA:
Saya ingin mengungkapkan pendapat pribadi saya mengenai larangan tentang makanan, yang mungkin berbeda dengan yang lain :
Pada Perjanjian Lama ada banyak sekali larangan-larangan memakan daging binatang haram (yang sering menjadi pembicaraan adalah daging babi) dan yang kita bicarakan saat ini adalah "darah". Ini mestinya, sebagai orang yang berpendidikan/berilmu/ilmuwan, kita bertanya-tanya ”it's must be something” mengapa dilarang. Maka kita dapat melakukan penelitian untuk mengetahui ada-apa dibalik larangan itu. Allah pasti mempunyai maksud.
Kita ingat ketika Allah memerintahkan Nuh membuat bahtera, dan memasukkan semua binatang masing-masing 1 pasang, hal itu bagi sebagian besar orang adalah sebuah perintah yang bodoh. Tetapi Allah mempunyai maksud dan bukan sekedar menguji kepatuhan Nuh. Kalau dipikir-pikir dengan logika orang sekarang, kita akan bilang itu tidak masuk akal, mosok bikin kapal gede kok malah di atas bukit (bukannya di pinggir sungai/laut). Juga tentang larangan lain misalnya “incest”, yang ternyata dapat dibuktikan secara ilmiah bahwa memang benar incest itu berbahaya, dengan bukti adanya penyakit-penyakit yang ditimbulkan oleh recessive genes. Ini menarik sekali bahwa, jauh sebelum ilmu pengetahuan tentang recessive genes ini diketahui manusia, Tuhan sudah terlebih dahulu melarang perkawinan antara saudara sedarah untuk menghindari hal tsb.
Penelitian ini baik untuk kita kaji bukan untuk melanggar perintah Tuhan, tetapi untuk semakin patuh kepada-Nya. Kalau kita tahu “the reason” dibalik sebuah perintah, ini akan membuat kita mantap. Silahkan baca Imamat 11, daftar-daftar binatang haram yang disebutkan adalah semuanya mengandung cholesterol, asam urat, dan lain2 yang tidak baik untuk kesehatan! Mengapa makanan itu dilarang?, mungkin pada masa itu obat penangkal choresterol, misalnya, belum ditemukan. Dan perkembangan ilmu pengatahuan manusia belum sampai kesitu. Sehingga Allah perlu membuat hukum-hukum. Tetapi utamanya Hukum Taurat itu adalah sebagai faktor pendisiplinan Bani Israel sebagai umat Pilihan Allah, yang membedakan mereka dengan bangsa-bangsa lain.
Pada zaman PB, Yesus tidak mengharamkan lagi daftar binatang haram yang tertulis dalam Imamat 11. Mungkin pada masa itu obat penangkal kelebihan choresterol sudah ada/ sudah ditemukan. Tetapi apakah hal tersebut berarti Yesus membatalkan Hukum-Nya sendiri (Markus 7), tentu tidak, konteks yang dimaksud Yesus adalah mengecam manusia/ kaum Yahudi saat itu yang lebih mementingkan ibadah lahiriah daripada penyembahan kepada Tuhan secara rohaniah.
Yesus mengajarkan : apapun dari luar tidak menajiskan manusia, tetapi apa yang keluar itu yang manajiskannya, sebab dalam hati orang timbul pikiran jahat, percabulan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan. Semua hal2 jahat ini timbul dari dalam hati manusia dan menajiskan orang. Dari konteks itu kita bisa mengerti bahwa Yesus tidak mengharapkan manusia menjauhi perbuatan tertentu hanya sekedar pemenuhan suatu hukum/ tugas, melainkan hendaknya manusia itu melakukannya karena benar-benar menghormati dan mengasihiNya.
Dalam Kisah 10:9-16 dikatakan "apa yang dinyatakan halal oleh Allah, tidak boleh engkau nyatakan haram", disini jelas sekali makanan tidak menajiskan orang. Artinya semua makanan itu halal. Tapi tidak semua makanan layak untuk dikonsumsi. Karena tubuh kita adalah baitNya (1 Korintus 6:19) yang diciptakan secara khusus, maka seharusnya kita hanya memasukkan apa yang baik dan berguna bagi tubuh kita untuk kemuliaanNya.

5. POLEMIK MAKANAN HARAM-HALAL :
Untuk soal makanan, saya menghormati perbedaan pendapat yang beredar yang membenarkan ini haram, itu tidak haram, semuanya halal dst. Karena masing-masing pendapat mempunyai alasan dan dasar pemikiran sendiri-sendiri.
Untuk soal makanan ini sebaiknya kita juga melihat kepada sisi manfaat bagi kesehatan. Apalagi kita ini tidak lagi dibawah hukum Taurat karena Yesus sudah menggenapinya. Darah binatang itu mengandung bermacam-macam zat, choresterol dll, bahkan penyakit-penyakit itu mengalir dalam darah, ini berbahaya bagi tubuh kita. Pola makan yang salah akan memicu penyakit. Terlebih lagi kita harus menjaga tubuh kita sebagai bait Allah yang kudus (1 Kor 6:19).
Sedangkan makanan yang dipersembahkan kepada berhala itu memang dilarang (Kisah 15: 29), tetapi mungkin sebaiknya tidak usah diartikan haram dalam arti sempit. Tetapi haruskah "kita orang percaya" makan makanan seperti itu? Rasul Paulus berkata: "Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah" (1 Korintus 10:31).
Maka, setiap kita makan dan minum marilah kita menimbang :
Apakah Allah dimuliakan melalui makanan yang kita makan dan minuman yang kita minum?
Apakah Allah dimuliakan kalau kita memakan makanan yang dinyatakan tidak boleh di Alkitab?
Apakah Allah dimuliakan kalau kita mengkonsumsi terlalu berlebihan makanan yang mengandung zat-zat berbahaya?
Apakah Allah dimuliakan jika kita meminum minuman yang memabukkan?
Apakah Allah dimuliakan ketika kita memakan makanan di tempat/lingkungan dan suasana tertentu?