Selasa, 23 Maret 2010


Persyaratan peserta Sertifikasi Depag-Diknas 2010

  1. Persyaratan Umum
    1. Guru yang masih aktif mengajar di sekolah di bawah binaan Departemen Pendidikan Nasional yaitu guru yang mengajar di sekolah umum, kecuali guru Agama. Sertifikasi guru bagi guru Agama (termasuk guru Agama yang memiliki NIP 13) dan semua guru yang mengajar di Madrasah (termasuk guru bidang studi umum yang memiliki NIP 13) diselenggarakan oleh Departemen Agama dengan kuota dan aturan penetapan peserta dari Departemen Agama. Sesuai Surat Edaran Bersama Direktur Jenderal PMPTK dan Sekretaris Jenderal Departemen Agama Nomor SJ/Dj.I/Kp.02/1569/2007, Nomor 4823/F/SE/2007 Tahun 2007.
    2. Guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikan formal yang belum memiliki sertifikat pendidik. Pengawas satuan pendidikan yang dapat mengikuti sertifikasi guru adalah pengawas yang diangkat sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru, 1 Desember 2008 (PP No 74/2008 Pasal 67).
    3. Guru bukan PNS harus memiliki SK sebagai guru tetap dari penyelenggara pendidikan, sedangkan guru bukan PNS pada sekolah negeri harus memiliki SK dari dinas pendidikan provinsi/ kabupaten/kota.
    4. Belum memasuki usia 60 tahun.
    5. Memiliki atau dalam proses pengajuan nomor unik pendidik dan tenaga kependidikan (NUPTK).
  2. Persyaratan Khusus untuk Uji Kompetensi melalui Penilaian Portofolio
    1. Memiliki kualifikasi akademik sarjana (S-1) atau diploma empat (D-IV) dari program studi yang memiliki izin penyelenggaraan
    2. Memiliki masa kerja sebagai guru (PNS atau bukan PNS) minimal 4 tahun pada suatu satuan pendidikan dan pada saat Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen terbit yang bersangkutan sudah menjadi guru. (Contoh perhitungan masa kerja lihat urutan prioritas penetapan peserta)
    3. Guru dan guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikan yang belum memiliki kualifikasi akademik S-1/D-IV apabila sudah:
      1. mencapai usia 50 tahun dan mempunyai pengalaman kerja 20 tahun sebagai guru, atau
      2. mempunyai golongan IV/a atau memenuhi angka kredit kumulatif setara dengan golongan IV/a.
  3. Persyaratan Khusus untuk Guru yang diberi Sertifikat secara Langsung
    1. Guru dan guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikan yang memiliki kualifikasi akademik magister (S-2) atau doktor (S-3) dari perguruan tinggi terakreditasi dalam bidang kependidikan atau bidang studi yang relevan dengan mata pelajaran atau rumpun mata pelajaran yang diampunya, atau guru kelas dan guru bimbingan dan konseling atau konselor, dengan golongan sekurang-kurangnya IV/b atau yang memenuhi angka kredit kumulatif setara dengan golongan IV/b.
    2. Guru dan guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikan yang memiliki golongan serendah-rendahnya IV/c atau yang memenuhi angka kredit kumulatif setara dengan golongan IV/c.

Sabtu, 13 Maret 2010

Amankah Rumah Anda?


Artikel ini sebenarnya bukan untuk menakut-nakuti, namun untuk membantu mengurangi resiko terlukanya bayi Anda di lingkungan rumah Anda. Walaupun pasti tidak akan ada rumah yang 100% aman, mudah-mudahan informasi berikut dapat Anda gunakan sebagai tindakan pencegahan.
5 Jenis Kecelakaan yang Paling Banyak Terjadi
  1. Jatuh - Sepertinya tidak terlalu mengherankan ya, bahwa terjatuh merupakan kecelakaan yang paling sering terjadi pada bayi di seluruh dunia? Bagaimana tidak, bayi kan terlebih dahulu belajar memanjat dan menaiki berbagai objek, sedangkan belajar turunnya belakangan…
  2. Keracunan - Kebanyakan yang menyebabkan keracunan pada bayi dan anak-anak adalah larutan pembersih serta obat-obatan yang berwarna warni serta menarik perhatian mereka.
  3. Tenggelam - Proses tenggelam berlangsung cepat dan hening, inilah bahayanya. Berdasarkan laporan kasus yang terjadi, kebanyakan mereka yang tenggelam “melibatkan” kolam renang, bak mandi, ember, WC dan wadah air lainnya.
  4. Luka Bakar - Di antara kelima jenis kecelakaan ini, luka bakar merupakan yang paling fatal karena tubuh si kecil dapat menyerap asap lebih cepat, sehingga sangat mudah untuk mengalami kesulitan bernafas.
  5. Sulit Bernafas - Kecelakaan ini banyak melibatkan kegiatan tidur si kecil. Entah karena posisi tidur yang salah, tertindih oleh orang tuanya yang tidur di dekatnya, atau bahkan tersedak benda-benda kecil seperti koin, kancing, mainan, popcorn, kue dan lain-lain.
Keamanan di Dapur
  1. Jangan biarkan gagang panci atau wajan menghadap ke luar kompor ketika sedang memasak
  2. Simpan pisau, pecah belah serta alat masak lainnya di dalam lemari yang terkunci dan tidak mudah dibuka oleh si kecil
  3. Hindari penggunaan taplak meja. Bayi Anda bisa menariknya dan menjatuhkan benda-benda yang berada di atasnya
  4. Jangan membiarkan peralatan pembersih lantai tidak terawasi. Bayi Anda bisa tenggelam walaupun pada air sedalam 3 cm
  5. Hindari memasak sambil menggendong bayi Anda
Keamanan di Kamar Mandi
  1. Hati-hati jika Anda menggunakan pemanas air di kamar mandi Anda. Anda bisa mematikannya jika tidak terpakai. Jangan sampai bayi dan anak Anda mengalami luka bakar karena bermain dengan keran air panas
  2. Jika Anda memiliki kloset duduk, sebaiknya Anda menggunakan pengunci khusus, sehingga si kecil tidak bisa membuka penutupnya
  3. Letakkan sabun, shamppo, pembersih lantai serta obat-obatan lainnya pada tempat yang tidak terjangkau oleh si kecil
  4. Rak-rak yang ada di kamar mandi sebaiknya diberi pintu dan dikunci. Walaupun tidak da benda yang berbahaya di dalamnya, namun bayi dan anak Anda bisa berusaha untuk memanjatnya jika ia dibiarkan terbuka
Keamanan di Ruang Tidur
  1. Jangan membiarkan ranjang bayi Anda penuh dengan boneka. Ini bisa membuatnya kesulitan bernafas
  2. Jangan membiarkan bayi Anda tidak terawasi ketika berada di atas tempat tidur dan tempat tinggi lainnya untuk menghindari ia terjatuh
  3. Singkirkan tali gordyn, tali bantal dan sebagainya untuk menghindari bayi Anda terjerat olehnya
  4. Mainan yang sudah tidak utuh sebaiknya Anda singkirkan, karena bagian-bagian yang copot bisa membuat si kecil tersedak
  5. Pastikan bayi Anda tidak bisa memasukkan kepalanya di antara jeruji ranjangnya. Ranjang bayi model lama mungkin tidak memperhatikan jarak antar jeruji sehingga bisa menyebabkan anggota badan si kecil terjepit atau terperangkap di antaranya
Keamanan di Ruangan Lain
  1. Sebaiknya Anda menggunakan meja dan perabotan yang berukuran lebar dan tidak beroda. Ini untuk mencegah bayi dan anak Anda tertindih ketika bermain di dekatnya
  2. Amankan lemari, rak buku dan perabotan berat lainnya dengan mematenkannya ke dinding rumah Anda, sehingga tidak mudah terjatuh
  3. Hati-hati juga meletakkan hiasan dinding, jangan sampai terjangkau oleh si kecil
  4. Sembunyikan kabel-kabel alat elektronik Anda, baik dengan menempatkannya di belakang perabotan, atau dengan menggunakan penutup kabel. Kabel yang berantakan bisa membuat bayi Anda tersedak karena mengunyahnya, ataupun terjerat. Amankan juga stop kontak di rumah Anda dengan menggunakan penutup
  5. Letakkan tempat sampah di mana bayi tidak bisa menjangkaunya atau gunakan tempat sampah yang bertutup
  6. Simpan semua alat tulis kantor (ATK) di tempat yang aman setiap kali Anda selesai bekerja. Alat sederhana seperti bolpen, tinta, klip kertas, lem dan sebagainya memang tidak terlihat berbahaya, namun bisa sebaliknya untuk bayi Anda
Yah, walaupun tentu saja Anda tidak bisa mengawasi bayi Anda setiap detik setiap waktu, namun mudah-mudahan berbagai tips di atas bisa membantu mengurangi resiko kecelakaan padanya selama ia berada di rumah. Dan terakhir, jangan menyepelekan kemampuan bayi Anda. Ia bisa melakukan hal-hal yang berada di luar dugaan Anda…

10 tips hidup sehat secara alkitabiah


Alkitab tidak menulis secara keseluruhan bagaimana kehidupan orang Israel jaman dulu, terutama mengenai kesehatan. Ada baiknya melengkapi tulisan di bawah ini, bisa membaca referensi buku buku rohani yang menulis gaya hidup sehat.

10 tips hidup sehat secara alkitabiah :

1. Bersukacita senantiasa ;
Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang.amsal 17:22
2. Berusahalah menjaga kekudusan dan mengejar kebenaran dalam tingkah laku ;
Ada orang-orang menjadi sakit oleh sebab kelakuan mereka yang berdosa, dan disiksa oleh sebab kesalahan-kesalahan mereka. Mazmur 107:17

3. Perkatakan sesuatu yang baik dan positif ;
Perkataan yang menyenangkan adalah seperti sarang madu, manis bagi hati dan obat bagi tulang-tulang. Amsal 16:24

4. Jangan menyimpan sakit hati ;

1. Sesungguhnya, orang bodoh dibunuh oleh sakit hati, dan orang bebal dimatikan oleh iri hati. Ayub 5:2
2. Yang lain mati dengan sakit hati, dengan tidak pernah merasakan kenikmatan. Ayub 21:25
3. Mataku mengidap karena sakit hati, rabun karena semua lawanku. Mazmur 6:7

5. Banyak makan sayuran ( belajar seperti kambing yang makan rumput yang tidak pernah mengalami penyakit kronis seperti : kanker, gagal ginjal, kolesterol, dll )

"Adakanlah percobaan dengan hamba-hambamu ini selama sepuluh hari dan biarlah kami diberikan sayur untuk dimakan dan air untuk diminum; Setelah lewat sepuluh hari, ternyata perawakan mereka lebih baik dan mereka kelihatan lebih gemuk dari pada semua orang muda yang telah makan dari santapan raja.

Kemudian penjenang itu selalu mengambil makanan mereka dan anggur yang harus mereka minum, lalu memberikan sayur kepada mereka. Daniel 1:12-16

6. Banyak makan buah-buahan :
Pada kedua tepi sungai itu tumbuh bermacam-macam pohon buah-buahan, yang daunnya tidak layu dan buahnya tidak habis-habis; tiap bulan ada lagi buahnya yang baru, sebab pohon-pohon itu mendapat air dari tempat kudus itu. Buahnya menjadi makanan dan daunnya menjadi obat." Yehezkiel 47:12

7. Makanlah Madu ;

1. Tetapi Yonatan tidak mendengar, bahwa ayahnya telah menyuruh rakyat bersumpah. Ia mengulurkan tongkat yang ada di tangannya dan mencelupkan ujungnya ke dalam sarang madu; kemudian ia mencedoknya ke mulutnya dengan tangan, lalu matanya menjadi terang lagi. 1 Samuel 14:27

1. Anakku, makanlah madu, sebab itu baik; dan tetesan madu manis untuk langit-langit mulutmu. Amsal 24:13

8. Minum sedikit anggur :
Janganlah lagi minum air saja, melainkan tambahkanlah anggur sedikit, berhubung pencernaanmu terganggu dan tubuhmu sering lemah. 1 timotius 5:23

9. Dalam jaman dulu, roti atau manna dan ikan salah satu yang menjadi makanan sehari hari bagi orang Israel. Yang dimaksud roti disini adalah roti gandum yang berwarna kecoklatan. Ada juga manna, Juga ikan dimana Yesus juga menyantapnya.

A. Adapun manna itu seperti ketumbar dan kelihatannya seperti damar bedolah.
Bangsa itu berlari kian ke mari untuk memungutnya, lalu menggilingnya dengan batu kilangan atau menumbuknya dalam lumpang. Mereka memasaknya dalam periuk dan membuatnya menjadi roti bundar; rasanya seperti rasa panganan yang digoreng. Bilangan 11:7-8

1. Lalu mereka memberikan kepada-Nya sepotong ikan goreng. Ia mengambilnya dan memakannya di depan mata mereka. Lukas 24:42-43

10 .Minyak Zaitun Murni
Tidak ditulis secara detail dalam Alkitab. Menurut buku yang ditulis oleh Benny Hinn, minyak zaitun murni sangat baik untuk kesehatan. Berbeda dengan minyak goreng yang beredar seperti sekarang ini. Harganyapun cukup mahal.

Ada begitu banyak lagi yang bisa ditulis mengenai kesehatan dalam Alkitab. Seperti dalam kitab Imamat 11:1-47, ada beberapa hewan yang tidak boleh dimakan dikarenakan najis. Sebenarnya ada maksudnya kenapa Tuhan melarang kita makan binatang tersebut, karena dalam unsur kesehatan, beberapa hewan tersebut mengandung zat zat yang tidak baik dalam tubuh manusia.
DOA & PUASA

I Yohanes 5:14
“Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya.”

Matius 6:16-18
"Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu : Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."

A. DOA (PRAY)

A.1. ETIMOLOGI

“Doa” dalam bahasa Ibrani adalah p?lal (verb); bhs Inggris : “to pray (Kej. 20:7; Bilangan 21:7), intervene (Ul. 9:20, 1 Sam. 12:23), mediate (1 Sam. 2:25), judge (Mazmur 106:30)”. Dalam bahasa Greek terdapat beberapa pengertian antara lain : 1). “Euchomai” yang mengandung arti “wish”=ingin/keinginan (3 Yoh. 1:2), “wish for”=mengharapkan (Kis. 26:29). 2). “Proseuchomai” (Rom. 8:26; Ef. 6:18; Filipi 1:9). 3). “Er?ta?”=”to ask”=“meminta” (Yoh. 17:9,15, 20), “memohon” (1 Yoh. 5:16). 4). “Deomai”=“to desire”=“hasrat/keinginan” (2 Kor. 5:20).

A.2. TERMINOLOGI

Doa adalah berbicara dengan Allah; berbakti kepada Allah, bersyukur kepadaNya dan memohon sesuatu daripada Allah. Doa adalah “leher” yang menghubungkan “kepala” (Kristus) dengan “tubuh” (Anak-anakNya) dalam bentuk interaktif yang mesra dimana Kristus memberi perhatian dan jawaban-jawaban kepada anak-anakNya yang datang meminta, mencari & mengetok (Matius 7:7-8). Doa adalah keterpautan “roh, jiwa & tubuh” manusia dengan TUHAN Allah dalam suatu waktu, ruang & kondisi/keadaan.

A.3. MENGAPA ORANG KRISTEN HARUS BERDOA ?
Doa atau berdoa adalah kata yang sangat populer yang dikenal oleh semua orang, baik Kristen maupun yang bukan Kristen. Doa dalam pengertiannya yang secara universal selalu berhubungan dengan sesuatu yang berada di luar kehidupan normal seorang manusia yang lebih bersifat supranatural. Doa adalah suatu dimensi yang berhubungan dengan alam roh. Semua orang dapat berdoa sesuai dengan keyakinan atau sesuatu yang dipercayainya memiliki kuasa yang diluar kekuatan/kuasa manusia biasa. Sehingga doa juga merupakan suatu “medan magnit” yang menggambarkan hubungan antara manusia dengan sesuatu roh supranatural diluarnya.

Secara teologis Kristiani, kehidupan manusia selalu diperhadapkan pada dua kutub medan magnit yang sangat kuat daya tariknya. Pertama, kutub medan magnit yang datang/berasal dari TUHAN Allah sang Pencipta dalam nama TUHAN YESUS KRISTUS, yang menarik kita dengan kekuatan kasihNya kedalam kehidupan yang kekal. Kedua, asalnya dari si Iblis, bapa dari segala dusta yang berusaha menarik manusia untuk mengikuti segala dustanya dan akan berakhir dalam nyala api neraka untuk selama-lamanya (Yoh. 8:44).
Sebagai orang-orang yang hidup dalam anugerah keselamatan yang diberikan Tuhan Yesus, kita harus selalu berdoa kepada Allah Bapa di surga yang menandakan suatu bentuk hubungan yang intim denganNya.
Mengapa harus selalu berdoa ?
Alkitab memberi beberapa alasan mendasar, mengapa setiap orang Kristen harus selalu memiliki kehidupan doa yang permanen/berkesinambungan.
1. Membangun dan membina komunikasi penuh keakraban dengan Allah Bapa sehingga dapat mengenal rencana dan kehendakNya dalam kehidupan kita. (Mat. 6:6, Roma 1:10; 8:27-28).
2. Mengenal pribadi dan kasih Yesus (Efesus 3:18-19; Filemon 1:6)
3. Mohon petunjuk TUHAN (KPR. 1:24).
4. Mohon diperlengkapi dengan kuasa ROH KUDUS untuk berani menyampaikan firman Tuhan kepada banyak orang (KPR. 4:31).
5. Mohon pengampunan atas kesalahan dan dosa yang telah diperbuat (Lukas 11:4).
6. Mohon kekuatan Allah memampukan menghadapi penderitaan (Lukas 22:41-44; Yakobus 5:13).
7. Supaya jangan jatuh dalam pencobaan yang dapat mengakibatkan gugurnya iman (Matius 26:41; Lukas 22:31-32)
8. Supaya orang lainpun dapat menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat (KPR. 26:29; Kolose 4:3; 2 Tes. 3:1).
9. Supaya terjadi pemulihan, baik secara jasmani maupun rohani sehingga dapat memberi semangat/hidup baru dalam mengiring dan melayani TUHAN (Maz. 41:4; 80:4; 85:5; 126:4).
Dengan doa, kita diberi kesanggupan untuk bertindak dalam segala hal menurut kehendak TUHAN. Kesanggupan
untuk merasakan kasih, untuk berbicara menurut hukum kasih, dan untuk melakukan segala sesuatu yang selaras
dengan hukum kasih seperti yang tercatat dalam Alkitab.
Allah dapat menolong kita. Pertolongan yang diberikanNya, jauh lebih besar dari yang dapat dilakukan seorang ayah (secara biologis) kepada anaknya. Dialah Allah Bapa kita yang sangat mengasihi kita. Kita membutuhan hal-hal yang baik dari Allah untuk membantu kita “berlaku adil, mencintai belas kasihan dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu (Mikha 6:8). Kita membutuhkan bantuan Allah untuk bertindak secara persaudaraan, dengan bijaksana dan mulia, untuk menghakimi dengan jujur dan dengan kasih sayang. Bantuan Allah untuk melakukan semua hal ini menurut cara Allah diperoleh dengan doa (Matius 7:7).

A.4. PRINSIP-PRINSIP DOA

“Saya telah menjadi orang Kristen bertahun-tahun lamanya tetapi saya mendapati doa itu benar-benar sangat membosankan. Saya sudah membaca sejumlah buku tentang doa, tetapi tidak ada yang memberikan saya penanganan masalah itu. Saya malu karena tidak pandai berdoa dan tidak bisa berdoa untuk waktu yang lama seperti doa syafaat. Saya terlalu sibuk dan terlalu capek, sehingga tidak memiliki sedikit waktu walau hanya 5 menit untuk berdoa. Saya tidak tahu dari mana harus mulai berdoa. Saya tidak bisa berdoa karena tidak layak; dosa saya terlalu banyak dan tidak mungkin diampuni semuanya. Saya tidak bisa berkonsentrasi setiap kali hendak berdoa karena pikiran yang kacau.”

Alasan-alasan seperti yang terkutip di atas, sering dijumpai dalam kehidupan kebanyakan orang Kristen ( -- mungkin --, sama seperti saya yang sedang mengikuti PA ini).

Kita haruslah menyadari bahwa tingkat kemajuan dalam kehidupan Kristen sangat ditentukan oleh kekuatan kita dalam doa. Jika tidak berdoa maka kita tidak bertumbuh secara rohani. Kita harus bisa menerapkan prinsip-prinsip doa yang benar, yang dapat menolong membentuk pola doa yang efektif. Tidak cara lain untuk masuk dalam kehidupan Kristen yang berhasil dan berkemenangan tanpa praktek doa yang disiplin.

Banyak orang Kristen merasa sulit berdoa. Beberapa menggunakan doa yang tercetak. Beberapa lagi, menghafalkan urutan kalimat yang digunakan pada awal dan akhir dari doa. Yang lainnya, yakin bahwa doa itu hanya bermakna bila diucapkan secara spontan, berdoa hanya saat mereka merasa ingin berdoa.

Penerapan kehidupan Kristen yang paling penting tidak bisa diserahkan pada perasan yang tidak dapat diramalkan. Seiap orang Kristen perlu membangun pendekatan doa yang sistematis untuk dirinya sendiri – yang sederhana dan tidak rumit tetapi cukup untuk memberikan pertumbuhan rohani individu.

Berikut ini, ada beberapa prinsip doa yang dapat membantu kita untuk bisa berdoa secara efektif dan lebih berkuasa :

* Napaskan Doa untuk Pertolongan saat memulai. (Kisah Para Rasul 10:2).

Ketika kita berusaha mengembangkan doa yang lebih efektif, waspadalah dengan kenyataan bahwa iblis akan melakukan segala hal dengan kekuatannya untuk melemahkan perhatian kita ke hal lain. Iblis, musuh jiwa kita berusaha memutuskan napas rohani kita karena ia tahu bila hal ini dilakukan, kita mati atas kemauan kita sendiri. Kita harus menyadari, makin kita berdoa, kerohanian kita makin bertumbuh. Doa memeriahkan seluruh kehidupan. Jika doa ketinggalan, kehidupan merosot. Jika kita tahu bagaimana berdoa, kita tahu juga bagaimana untuk hidup, jika tidak maka kita hanya hidup.

* Tentukan Waktu yang Jelas. (Mazmur. 5:3).

Pertumbuhan dan perkembangan dalam kehidupan Kristen menuntut ketegasan diri kita sendiri dalam hal menetapkan waktu yang jelas untuk berdoa. “Orang yang tidak menyediakan waktu untuk saat teduh pada pagi hari, menyediakan waktu untuk saat yang tidak tenang di sepanjang hari itu”.

* Tetapi Janji untuk Tetap Berdoa (Pengkhotbah 5:1-5).

Kadangkala, doa bisa menjadi pekerjaan yang menjemukan. Jika waktu doa kita dilakukan hanya berdasarkan perasaan, maka saat teduh kita dengan Allah akan menjadi sangat jarang. Kita harus belajar berdoa dan menepati janji kita dengan Allah, baik kita merasa menyukainya ataupun tidak.

* Temukan Tempat yang Cocok untuk Berdoa. (Matius 6:6).
* Berdoalah dengan Rileks dan Mau Menerima (Daniel 3:17-18).
* Mulai Waktu Doa dengan Membaca Alkitab (Ibrani 4:12)
* Persembahkan Doa dalam Nama Yesus (Yoh. 14:13-14).
* Dengarkan Suara Tuhan (Wahyu 3:20; Yesaya 50:4b).
* Membuka Diri terhadap Aliran Roh Kudus (Roma 8:26; Efesus 5:18).
* Mengakali Pikiran yang Mengembara (2 Korintus 10:5).
* Puasa menambah Kualitas Doa (Matius 17:21, Matius 4:1).
* Pahami dan Terapkan Dasar-dasar Iman (Ibrani 11:1, 6; Yakobus 5:15-16)


B. PUASA (FAST)

B.1. ETIMOLOGI

Kata benda ‘puasa’ berasal dari kata tsom dalam bahasa Ibrani dan “n?steia”(noun) – “n?steu? (verb) dalam bahasa Yunani, fast (Ingg) yang berarti : a) dengan sukarela mengadakan pemantangan terhadap makanan (Lukas 2:37; Mat. 4:2). b) dengan terpaksa mengadakan pemantangan terhadap makanan (2 Kor. 6:5; 11:27).

B.2. TERMINOLOGI

Menurut Ensiklopedia Grolier, puasa adalah : Tindakan menjauhkan diri dari makanan, baik secara keseluruhan atau sebagian, untuk suatu masa tertentu.
Berpuasa adalah dengan sukarela dan dengan sengaja tidak makan dan minum dengan tujuan agar supaya dapat memusatkan pikiran terhadap doa. Atau dengan lain perkataan, puasa adalah suatu keputusan tindakan yang dengan kesadaran penuh menjauhkan diri dari makanan ataupun minuman untuk menambah kuasa yang lebih besar pada doa seseorang.

B.3. JENIS-JENIS PUASA

1. Puasa Normal, dilakukan tanpa makanan selama masa tertentu dan hanya memasukkan cairan. Lamanya bisa satu hari (Hakim-hakim 20:26).

2. Puasa Mutlak, dilakukan tanpa makanan atau air (Ester 4:16; Yunus 3:5-7).

3. Puasa Parsial, melibatkan penghilangan jam makan dalam sehari, atau menghilangkan makanan tertentu untuk suatu masa tertentu.

4. Puasa Bergilir, melibatkan penghindaran makan tertentu secara berkala.

B.4. TUJUAN BERPUASA

Untuk meremukkan jiwa (Mazmur 69:11).
- Untuk merendahkan diri (Ezra 8:21; Mazmur 35:13).
- Untuk mencari TUHAN (2 Tawarikh 20:3-4).
- Untuk bersiap dalam peperangan rohani (Matius 17:21).

B.5. MANFAAT BERPUASA

- Meletakkan tubuh pada tempatnya (1 Korintus 9:27).
- Memberikan kemenangan atas pencobaan (Matius 4:1-2).
- Mempertajam pengertian rohani kita sehingga memampukan kita mengambil keputusan yang benar (Matius 4:10).

B.6. KARAKTERISTIK PUASA YANG ALKITABIAH (Yesaya 58:3-9)

- Puasa Para Murid (Matius 17:21).
- Puasa Ezra (Ezra 8:23).
- Puasa Samuel (1 Samuel 7:6).
- Puasa Elia (1 Raja-raja 19:4-8).
- Puasa Janda (1 Raja-raja 17:16).
- Puasa Rasul Paulus (KPR. 9:9).
- Puasa Daniel (Daniel 1:8).
- Puasa Yohanes Pembaptis (Lukas 1:15).
- Puasa Ester (Ester 4:16’ 5:2).

C. KESIMPULAN

Tuhan telah menciptakan kita demikian rupa sehingga kita perlu mengetahui tujuan dan manfaat sesuatu, apabila kita dimotivasikan bekerja untuk hal itu. Mungkin sekiranya kita telah menyadari manfaat doa yang sesungguhnya, kita telah menjalankan kehidupan doa sejak lama. Motivasi bekerja atas dasar keinginan. Agar seorang bisa berdoa, ia harus belajar memiliki keinginan untuk berdoa. Untuk berdoa seperti yang dikehendaki oleh Alkitab, orang itu harus memperkembangkan suatu keinginan besar untuk berdoa. Saat yang paling tepat untuk berdoa adalah disaat kita tidak bisa berdoa. Dengan tetap berdoa, kita senantiasa berada dalam otoritas Allah yang maha dahsyat yang memampukan kita bertumbuh dan berkarya bagi Kristus.

Jika setiap orang Kristen berpuasa, hasil-hasilnya akan menggoncangkan lingkungan sekitar, seperti angin badai membengkokkan sebatang pohon. Orang Kristen akan menunjukkan bahwa mereka hidup dengan cara yang berbeda, bahwa iman mereka sangatlah penting, bahwa Yang Mahakuasa bekerja dalam hidup mereka sehari-hari. Jika seluruh gereja berpuasa, mereka akan bergerak maju dalam penginjilan, bersaksi dan memiliki jangkauan dalam mencukupi dan membantu sesama.

Melalui doa dan puasa, kita dapat memusatkan pikiran kita kepada Kristus yang memberi kuasa untuk melawan nafsu kita sendiri, kehendak daging kita sendiri, kehendak mata dan kebanggaan hidup pribadi. Tujuannya adalah supaya kita dapat menjalankan hidup yang suci dan murni di hadapan Tuhan. Melalui doa dan puasa, benteng pertahanan iblis dihancurkan, memutuskan belenggu kejahatan, membebaskan orang-orang yang tertindas dan memberikan kelepasan yang sempurna. Ketika seorang Kristen berdoa dan berpuasa, maka ia sementara menghimpun kekuatan dahsyat sebagai senjata pamungkas dalam menghadapi peperangan rohani. Imanuel….

POLA ASUH ORANG TUA

Setiap orang umumnya akan menikah dan memiliki anak. Anak adalah titipan Tuhan yang harus kita jaga dan kita didik sedemikian rupa agar setelah mereka besar dapat menjadi orang yang berguna bagi masyarakat, bangsa dan negara serta dapar membahagiakan dan membanggakan orang tua yang telah susah payah membesarkannya dengan cina dan kasih sayang.

A. Tipe-Tipe Pola Asuh Orang Tua Kepada Anak :

1. Pola Asuh Permisif

Pola asuh permisif adalah jenis pola mengasuh anak yang cuek terhadap anak. Jadi apa pun yang mau dilakukan anak diperbolehkan seperti tidak sekolah, bandel, melakukan banyak kegiatan maksiat, pergaulan bebas negatif, matrialistis, dan sebagainya.

Biasanya pola pengasuhan anak oleh orangtua semacam ini diakibatkan oleh orangtua yang terlalu sibuk dengan pekerjaan, kesibukan atau urusan lain yang akhirnya lupa untuk mendidik dan mengasuh anak dengan baik. Dengan begitu anak hanya diberi materi atau harta saja dan terserah anak itu mau tumbuh dan berkembang menjadi apa.

Anak yang diasuh orangtuanya dengan metode semacam ini nantinya bisa berkembang menjadi anak yang kurang perhatian, merasa tidak berarti, rendah diri, nakal, memiliki kemampuan sosialisasi yang buruk, kontrol diri buruk, salah bergaul, kurang menghargai orang lain, dan lain sebagainya baik ketika kecil maupun sudah dewasa.

2. Pola Asuh Otoriter

Pola asuh otoriter adalah pola pengasuhan anak yang bersifat pemaksaan, keras dan kaku di mana orangtua akan membuat berbagai aturan yang saklek harus dipatuhi oleh anak-anaknya tanpa mau tahu perasaan sang anak. Orang tua akan emosi dan marah jika anak melakukan hal yang tidak sesuai dengan yang diinginkan oleh orang tuanya.

Hukuman mental dan fisik akan sering diterima oleh anak-anak dengan alasan agar anak terus tetap patuh dan disiplin serta menghormati orang-tua yang telah membesarkannya.

Anaka yang besar dengan teknik asuhan anak seperti ini biasanya tidak bahagia, paranoid / selalu berada dalam ketakutan, mudah sedih dan tertekan, senang berada di luar rumah, benci orangtua, dan lain-lain. Namun di balik itu biasanya anak hasil didikan ortu otoriter lebih bisa mandiri, bisa menjadi orang sesuai keinginan orang tua, lebih disiplin dan lebih bertanggungjawab dalam menjalani hidup.

3. Pola Asuh Otoritatif

Pola asuh otoritatif adalah pola asuh orangtua pada anak yang memberi kebebasan pada anak untuk berkreasi dan mengeksplorasi berbagai hal sesuai dengan kemampuan anak dengan sensor batasan dan pengawasan yang baik dari orangtua. Pola asuh ini adalah pola asuh yang cocok dan baik untuk diterapkan para orangtua kepada anak-anaknya.

Anak yang diasuh dengan tehnik asuhan otoritatip akan hidup ceria, menyenangkan, kreatif, cerdas, percaya diri, terbuka pada orangtua, menghargai dan menghormati orangtua, tidak mudah stres dan depresi, berprestasi baik, disukai lingkungan dan masyarakat dan lain-lain.

B. Beberapa Tips Cara Mendidik Anak Kita Yang Baik :

1. Baik ibu dan ayah harus kompak memilih pola asuh yang akan diterapkan kepada anak. Jangan plin-plan dan berubah-ubah agar anak tidak menjadi bingung.

2. Jadilah orangtua yang pantas diteladani anak dengan mencontohkan hal-hal positif dalam kehidupan sehari-hari. Jangan sampai anak dipaksa melakukan hal baik yang orangtuanya tidak mau melakukannya. Anak nantinya akan menghormati dan menghargai orang tuanya sehingga setelah dewasa akan menyayangi orangtua dan anggota keluarga yang lain.

3. Sesuaikan pola asuh dengan situasi, kondisi, kemampuan dan kebutuhan anak. Polas asuh anak balita tentu akan berbeda dengan pola asuh anak remaja. Jangan mendidik anak dengan biaya yang tidak mampu ditalangi orangtuanya. Usahakan anak mudah paham dengan apa yang kita inginkan tanpa merasa ada paksaan, namun atas dasar kesadaran diri sendiri.

4. Kedisiplinan tetap harus diutamakan dalam membimbing anak sejak mulai kecil hingga dewasa agar anak dapat mandiri dan dihormati serta diharga masyarakat. Hal-hal kecil seperti bangun tidur tepat waktu, membantu pekerjaan rumah tangga orangtua, belajar dengan rajin, merupakan salah satu bentuk pengajaran kedisiplinan dan tanggungjawab pada anak.

5. Kedepankan dan tanamkan sejak dini agama dan moral yang baik pada anak agar kedepannya dapat menjadi orang yang saleh dan memiliki sikap dan perilaku yang baik dan agamis. Anak yang shaleh akan selalu mendoakan orangtua yang telah melahirkan dan membesarkannya walaupun orangtuanya telah meninggal dunia.

6. Komunikasi dilakukan secara terbuka dan menyenangkan dengan batasan-batasan tertentu agar anak terbiasa terbuka pada orangtua ketika ada hal yang ingin disampaikan atau hal yang mengganggu pikirannya. Jika marah sebaiknya orangtua menggunakan ungkapan yang baik dan tidak langsung yang dapat dipahami anak agar anak tidak lantas menjadi tertutup dan menganggap orangtua tidak menyenangkan.

7. Hindari tindakan negatif pada anak seperti memarahi anak tanpa sebab, menyuruh anak seenaknya seperti pembantu tanpa batas, menjatuhkan mental anak, merokok, malas beribadah, menbodoh-bodohi anak, sering berbohong pada anak, membawa pulang stres dari kantor, memberi makan dari uang haram pada anak, enggan mengurus anak, terlalu sibuk dengan pekerjaan dan lain sebagainya.

ISTRI AYUB

Istri Ayub tidak disebutkan namanya di Alkitab, tetapi hampir semua orang ketika mendengar tentang istri Ayub selalu memiliki pandangan negatif. Tentu saja hal ini jelas-jelas dikarenakan ucapan istri Ayub yang hanya satu-satunya di Alkitab:
Ayub 2:9 Maka berkatalah isterinya kepadanya: "Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah!"
Hanya dengan satu kalimat saja (atau boleh juga dihitung 2 kalimat), maka penghakiman terhadap istri Ayub jauh tertanam dalam hati banyak orang Kristen. Pada tulisan ini saya mencoba untuk membela istri Ayub dan mengajukan pertanyaan : Sanggupkah kita bersikap seperti istri Ayub?
Pelajaran Alkitab yang dapat diambil dari kisah mengenai istri Ayub.
Kekuatan istri Ayub perlu diteladani :

1.Kemampuan istri Ayub dalam mengurus keluarga dan kekayaan Ayub yang besar.
Mengurus keluarga besar tidak mudah (10 anak), tetapi mengurus kekayaan yang sangat besar jauh lebih sukar (7000 kambing domba, 3000 unta, 500 pasang lembu, 500 keledai betina dan budak dalam jumlah yang sangat besar). Kepengurusan Ayub dan istrinya menghasilkan: ‘ … yang dimilikinya makin bertambah di negri itu’ (1:23). Memperoleh karakter untuk mengurus kekayaan sebesar itu adalah tidak mudah, tetapi istri Ayub memiliki kualitas tersebut untuk mendukung suaminya.

Pertanyaan Refleksi:
Apakah kehidupan kita (para istri) dalam keluarga dapat membantu suami dalam mengurus harta rumah tangga atau malahan memboroskan harta sehingga uang yang diperoleh habis begitu saja hanya untuk memuaskan keinginan kita (punya sifat ‘matre’)?

2.Istri Ayub adalah orang yang takut akan Tuhan. Hal ini dapat terlihat dari:
a.Ayub sebagai suami yang takut akan Tuhan. Dengan kerohanian Ayub, sikap Ayub sebagai imam keluarga dan diberkatinya Ayub berlimpah-limpah oleh Allah, maka istrinya juga pasti mengenal Allah Ayub dan berjalan dalam takut akan Allah bersama suaminya.
b.Amsal 31:10-31 (puji-pujian untuk istri yang cakap), dalam ayat 23: Suaminya dikenal di pintu gerbang, kalau ia duduk bersama-sama para tua-tua negeri. Hal ini terjadi dalam kehidupan Ayub seperti yang dikatakannya sendiri dalam 29:7-8.
7 Apabila aku keluar ke pintu gerbang kota, dan menyediakan tempat dudukku di tengah-tengah lapangan, 8 maka ketika aku kelihatan, mundurlah orang-orang muda dan bangkitlah orang-orang yang sudah lanjut umurnya, lalu tinggal berdiri;
Mengapa Ayub dihormati di pintu gerbang kota? Karena Ayub adalah suaminya, yaitu suami dari istri yang takut akan Tuhan. Inilah yang terjadi jika seorang istri takut akan Tuhan menurut Amsal 31, Tuhan akan mengangkat suaminya.
c.Dalam dua kali pencobaan terhadap Ayub, pada pencobaan pertama istri Ayub tidak berkata-kata menentang Allah, padahal perhatikan hartanya yang hancur dan ludes juga kematian semua anak-anaknya. Sanggupkah kita dalam kondisi seperti itu tidak menentang Allah? Tetapi istri Ayub sanggup. Dia tidak berkata sesuatupun dan tetap mendukung suaminya dalam kesengsaraan. Setelah pencobaan yang kedua kalinya baru istri Ayub menentang Allah. Artinya masih ada rasa takut akan Tuhan dalam hatinya ketika pencobaan pertama, tetapi ketika pencobaan yang lebih dahsyat terjadi, baru dia tidak tahan lagi dan berani menentang Allah. Apakah anda yakin dalam penderitaan yang pertama hati anda masih tetap terpaut pada Tuhan seperti istri Ayub? Penderitaan yang kedualah baru istri Ayub berkata-kata. Bagi saya ini merupakan hal yang wajar di tengah penderitaan yang sedahsyat yang dialami keluarga Ayub. Sanggupkah anda bertahan? Hubungan Ayub yang luar biasa dengan Allah-lah yang membuat dia tetap bertahan, sayang hubungan istrinya dengan Allah tidak seluarbiasa Ayub, meskipun demikian, saya tetap mengacungkan jempol terhadap istri Ayub. Perkataan negatifnya adalah ‘wajar’ dalam penderitaan sedahsyat yang dialami Ayub! Tetapi ke’wajar’an ini tidak membuat istri Ayub jauh atau minggat dari Ayub maupun Tuhan.

3.Istri yang setia kepada suaminya.
Pada saat penderitaan terjadi, istrinya memang mengutuki Allah dan suaminya diinginkannya supaya mati saja dari pada menganggung penderitaan yang hebat, tetapi istrinya tidak pernah meninggalkan Ayub (ia menjauhi Ayub tetapi tidak meninggalkannya) dan tetap kembali menjadi istri Ayub dan mau memulai lagi usaha mereka dari nol bersama Ayub (setelah penderitaan) hingga memperoleh 2 kali lipat dari yang diperolehnya semula. Perhatikan pertimbangan-pertimbangan berikut ini :
•Dalam Alkitab, sebelum penderitaan istri Ayub hanya ada satu saja
•Alkitab tidak menyebutkan bahwa Ayub mengambil istri lagi setelah penderitaannya
•Pendirian Ayub yang tegas mengenai seorang istri dalam 31:1,9-12
31:1 "Aku telah menetapkan syarat bagi mataku, masakan aku memperhatikan anak dara?
31:9 Jikalau hatiku tertarik kepada perempuan, dan aku menghadang di pintu sesamaku,
31:10 maka biarlah isteriku menggiling bagi orang lain, dan biarlah orang-orang lain meniduri dia.
31:11 Karena hal itu adalah perbuatan mesum, bahkan kejahatan, yang patut dihukum oleh hakim.
31:12 Sesungguhnya, itulah api yang memakan habis, dan menghanguskan seluruh hasilku.
•Istri Ayub tidak pernah disebutkan meninggalkan Ayub, bahkan dalam penderitaan Ayub, bahkan Ayub 19:17 memberi petunjuk bahwa istri Ayub masih ada bersama Ayub ketika dia menderita.
19:17 Nafasku menimbulkan rasa jijik kepada isteriku, dan bauku memualkan saudara-saudara sekandungku.
Pertanyaan Refleksi:
Dapatkah kita (para istri) tetap setia kepada suami, baik sewaktu ‘masa jaya’nya ataupun pada masa susahnya? Dapatkah kita mau memulai lagi semuanya dari nol bersama suami jika terjadi hal-hal yang diluar dugaan (ekstrimnya seperti kasus Ayub)?

Kelemahan istri Ayub yang perlu ditolak :

4.Tidak mengembangkan sikap Takut akan Tuhan
Istri Ayub takut akan Tuhan, tetapi ia tidak mengembangkan hubungannya dengan Tuhan sampai setara seperti hubungan Ayub dengan Tuhan, sehingga ketika pencobaan datang, terlihatlah perbedaan kedewasaan rohani antara Ayub dan istrinya, bahkan istri Ayub karena begitu menderitanya, dia berani untuk berkata-kata melawan Tuhan. Dengan kata lain, dasar yang dibangun oleh kedua suami istri ini di dalam Tuhan tidak dalam tingkatan yang sama.

Pertanyaan Refleksi:
Bagaimana dengan kondisi rohani dalam keluarga kita (antara suami dan istri) ? Apakah ada kesamaan kedewasaan rohani atau malahan berbeda jauh? Apa yang harus kita lakukan agar pengenalan suami dan istri akan Allah dapat menjadi sama sehingga terjadi saling menopang yang baik antara suami dan istri?

5.Lebih mengasihi suaminya daripada mengasihi Tuhan.
Hal ini terlihat dari ucapannya: ‘Kutukilah Allahmu dan matilah’. Dia meminta suaminya untuk mati saja karena penderitaan yang begitu hebat. Hal itu merupakan bukti nyata bahwa dia sangat mengasihi suaminya, tetapi perkataan untuk mengutuki Allah menyatakan bahwa kasihnya kepada suaminya lebih besar dari kasihnya kepada Allah. (sama seperti Adam yang menerima buah dari Hawa – kasih Adam kepada Hawa lebih besar dari kasih Adam kepada Allah)

Pertanyaan Refleksi
Alkitab berkata bahwa seorang istri harus mengasihi suaminya (begitu juga suami kepada istrinya), tetapi kasih kepada Allah harus jauh lebih besar dari semuanya itu, dapatkah kita lebih taat kepada Allah daripada manusia?

6.Tidak punya karakter untuk tetap sepenuh hati mendukung suaminya dalam penderitaan/kesusahan
Ini jelas terlihat dari ucapannya dalam 2:9 dan kejijikannya akan nafas suaminya dalam 19:17. Seperti dalam janji pernikahan: ‘Akan mendukung satu sama lain baik dalam susah maupun senang’, bukanlah suatu hal yang mudah untuk diwujudkan, dan ternyata istri Ayub kurang dalam hal ini. Dan juga kita melihat bahwa keinginan iblis supaya Ayub mengutuki Allah (1:11 & 2:5) dinyatakan oleh istri Ayub, berarti istri Ayub dapat menjadi saluran iblis untuk menyatakan kehendaknya, hal ini sama seperti kasus Petrus dan Yesus dalam Mat 16:21-23

Pertanyaan Refleksi:
Dalam keadaan keluarga yang susah, dapatkah kita (para istri) tetap menopang suami dan bukannya malahan merongrong suami dan secara tidak sadar malahan dipakai iblis untuk menghacurkan keluarga kita sendiri? (Hal ini memerlukan komitmen untuk terus menerus mempunyai hubungan yang intim dengan Tuhan hari-demi hari)

BOLEHKAH MAKAN DARAH?

Analisis Teologis

1. LARANGAN MAKAN DARAH :
Baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru terdapat ayat yang melarang makan darah :
* Kejadian 9:4
Hanya daging yang masih ada nyawanya, yakni darahnya, janganlah kamu makan.
* Imamat 3:17
Inilah suatu ketetapan untuk selamanya bagi kamu turun-temurun di segala tempat kediamanmu: janganlah sekali-kali kamu makan lemak dan darah.
* Imamat 7:26
Demikian juga janganlah kamu memakan darah apapun di segala tempat kediamanmu, baik darah burung-burung ataupun darah hewan.
* Imamat 19:26
Janganlah kamu makan sesuatu yang darahnya masih ada. Janganlah kamu melakukan telaah atau ramalan.
* Ulangan 12:23
Tetapi jagalah baik-baik, supaya jangan engkau memakan darahnya, sebab darah ialah nyawa, maka janganlah engkau memakan nyawa bersama-sama dengan daging.
* Ulangan 15:23
Hanya darahnya janganlah kaumakan; haruslah kaucurahkan ke tanah seperti air.
* Kisah Para Rasul 15:20,29
15:20 tetapi kita harus menulis surat kepada mereka, supaya mereka menjauhkan diri dari makanan yang telah dicemarkan berhala-berhala, dari percabulan, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari darah. ...
15:29 kamu harus menjauhkan diri dari makanan yang dipersembahkan kepada berhala, dari darah, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari percabulan. Jikalau kamu memelihara diri dari hal-hal ini, kamu berbuat baik. Sekianlah, selamat.’
* Kisah Para Rasul 21:25
Tetapi mengenai bangsa-bangsa lain, yang telah menjadi percaya, sudah kami tuliskan keputusan-keputusan kami, yaitu mereka harus menjauhkan diri dari makanan yang dipersembahkan kepada berhala, dari darah, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari percabulan.’

2. TIDAK SEMUA MAKANAN ITU HALAL?
Tetapi bagaimana dengan penjelasan Yesus sendiri pada :
* Markus 7:15
Apapun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya.
Apakah Yesus memaksudkan bahwa semua makanan halal, tak terkecuali darah? Karena ayat ini sering menjadi pembenaran bahwa kita bebas makan apa saja.
Sebenarnya saya kurang suka berpolemik mana haram, mana halal; ini boleh, itu tidak boleh. Mari kita kaji tulisan yang menarik dari Rasul Paulus demikian :
* 1 Korintus 10:23
Segala sesuatu diperbolehkan." Benar, tetapi bukan segala sesuatu berguna. "Segala sesuatu diperbolehkan." Benar, tetapi bukan segala sesuatu membangun.
Ayat di atas adalah tulisan Paulus kepada jemaat di Korintus, tetapi apakah ungkapan dalam tanda kutip itu merupakan pendapat Paulus? Paulus "mengutip" semboyan umum yang dipakai oleh orang-orang di Korintus untuk membenarkan tingkah laku mereka. Selanjutnya, mari kaji lagi ayat-ayat dalam 1 Korintus 6:12-20 demikian :
* 1 Korintus 6:12-20
6:12 Segala sesuatu halal bagiku, tetapi bukan semuanya berguna. Segala sesuatu halal bagiku, tetapi aku tidak membiarkan diriku diperhamba oleh suatu apapun.
6:13 Makanan adalah untuk perut dan perut untuk makanan: tetapi kedua-duanya akan dibinasakan Allah. Tetapi tubuh bukanlah untuk percabulan, melainkan untuk Tuhan, dan Tuhan untuk tubuh.
6:14 Allah, yang membangkitkan Tuhan, akan membangkitkan kita juga oleh kuasa-Nya.
6:15 Tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah anggota Kristus? Akan kuambilkah anggota Kristus untuk menyerahkannya kepada percabulan? Sekali-kali tidak!
6:16 Atau tidak tahukah kamu, bahwa siapa yang mengikatkan dirinya pada perempuan cabul, menjadi satu tubuh dengan dia? Sebab, demikianlah kata nas: "Keduanya akan menjadi satu daging."
6:17 Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia.
6:18 Jauhkanlah dirimu dari percabulan! Setiap dosa lain yang dilakukan manusia, terjadi di luar dirinya. Tetapi orang yang melakukan percabulan berdosa terhadap dirinya sendiri.
6:19 Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, --dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?
6:20 Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!
Menjadi murid Yesus bukan sekedar taat akan peraturan, karena Yesus lebih menitik- beratkan bahwa apapun yang kita lakukan adalah karena kita benar-benar mengasihiNya. Sebagai murid Yesus yang sudah ditebus. Sebaiknya kita tidak terlalu mempermasalahkan haram & halal-nya makanan dan jangan melakukannya hanya sekedar mentaati peraturan.
3. KONSEP PEMIKIRAN ANUGERAH/KASIH KARUNIA :
Konsep pemikiran dan cara pandang kita sebagai umat Kristen harus berkonsep pada pemikiran ANUGERAH/KASIH KARUNIA bukan pemikiran IMBAL-BALIK. Keselamatan kita atas karya Tuhan Yesus diatas kayu salib adalah Anugerah.
Anugerah mempunyai arti dasar demikian : “yang memberi tidak berkewajiban, yang menerima tidak mempunyai hak”. Sedangkan konsep Imbal-Balik adalah “kita mendapatkan sesuatu karena melakukan sesuatu” seperti layaknya seorang pegawai yang diupah bulanan karena melakukan pekerjaannya selama satu bulan, seorang salesman mendapat bonus karena mampu menjual sekian jumlah barang dagangan. Kalau kita berpikiran kalau saya mentaati aturan Alkitab, kalau saya melakukan amal-ibadah maka saya akan mendapat pahala, itu adalah konsep pemikiran imbal-balik! Dimana hal tersebut menunjukkan kita belum sadar akan arti penebusan itu.
* Roma 6: 14
Sebab kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kamu tidak berada dibawah hukum Taurat, tetapi dibawah kasih karunia.
Kekristenan itu bukan agama tetapi sebuah relationship, hubungan kita dengan Allah bukan hubungan imbal-balik, kita bukan sekedar rakyat yang harus patuh akan titah Raja, dan bukan sekedar umat yang harus taat dan melaksanakan hukum-hukum. Tetapi kekristenan adalah hubungan kasih Bapa kepada anakNya, kasih anak kepada Bapanya. Maka ketika kita mempunyai konsep pikiran anugerah/kasih-karunia, kita akan dengan senang hati/ tulus ikhlas melakukan hal-hal yang baik sesuai Alkitab, yang bukan sekedar mentaati hukum, tetapi semuanya timbul karena kasih kita kepada Bapa.
Ketika kita memahami arti Anugerah Keselamatan dan kita sadar akan arti tebusan itu, maka otomatis “hukum taurat” itu mengikutinya, sehingga yang kita lakukan juga sesuai dengan landasan hukum Taurat itu.
* Galatia 5:1
Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan.
Hukum Taurat itu sendiri tidak memberikan pembenaran. Kita dibenarkan oleh iman dalam Yesus Kristus (Galatia 2:16). Hidup yang kita jalankan adalah dengan iman dalam Tuhan Yesus Kristus (Galatia 2:20). Oleh hukum Taurat, kita mati oleh hukum Taurat supaya kita dapat hidup untuk Allah (Galatia 2:19). Kita menjalankan prilaku yang sesuai hukum Taurat karena Roh Kudus mengarahkan kita dan hukum Taurat yang memang berasal kodrat Ilahi, yang telah kita peroleh dan menjadi bagian darinya (2Petrus 1:4), seperti Kristus.
4. MAKANAN HARAM DALAM PERJANJIAN LAMA:
Saya ingin mengungkapkan pendapat pribadi saya mengenai larangan tentang makanan, yang mungkin berbeda dengan yang lain :
Pada Perjanjian Lama ada banyak sekali larangan-larangan memakan daging binatang haram (yang sering menjadi pembicaraan adalah daging babi) dan yang kita bicarakan saat ini adalah "darah". Ini mestinya, sebagai orang yang berpendidikan/berilmu/ilmuwan, kita bertanya-tanya ”it's must be something” mengapa dilarang. Maka kita dapat melakukan penelitian untuk mengetahui ada-apa dibalik larangan itu. Allah pasti mempunyai maksud.
Kita ingat ketika Allah memerintahkan Nuh membuat bahtera, dan memasukkan semua binatang masing-masing 1 pasang, hal itu bagi sebagian besar orang adalah sebuah perintah yang bodoh. Tetapi Allah mempunyai maksud dan bukan sekedar menguji kepatuhan Nuh. Kalau dipikir-pikir dengan logika orang sekarang, kita akan bilang itu tidak masuk akal, mosok bikin kapal gede kok malah di atas bukit (bukannya di pinggir sungai/laut). Juga tentang larangan lain misalnya “incest”, yang ternyata dapat dibuktikan secara ilmiah bahwa memang benar incest itu berbahaya, dengan bukti adanya penyakit-penyakit yang ditimbulkan oleh recessive genes. Ini menarik sekali bahwa, jauh sebelum ilmu pengetahuan tentang recessive genes ini diketahui manusia, Tuhan sudah terlebih dahulu melarang perkawinan antara saudara sedarah untuk menghindari hal tsb.
Penelitian ini baik untuk kita kaji bukan untuk melanggar perintah Tuhan, tetapi untuk semakin patuh kepada-Nya. Kalau kita tahu “the reason” dibalik sebuah perintah, ini akan membuat kita mantap. Silahkan baca Imamat 11, daftar-daftar binatang haram yang disebutkan adalah semuanya mengandung cholesterol, asam urat, dan lain2 yang tidak baik untuk kesehatan! Mengapa makanan itu dilarang?, mungkin pada masa itu obat penangkal choresterol, misalnya, belum ditemukan. Dan perkembangan ilmu pengatahuan manusia belum sampai kesitu. Sehingga Allah perlu membuat hukum-hukum. Tetapi utamanya Hukum Taurat itu adalah sebagai faktor pendisiplinan Bani Israel sebagai umat Pilihan Allah, yang membedakan mereka dengan bangsa-bangsa lain.
Pada zaman PB, Yesus tidak mengharamkan lagi daftar binatang haram yang tertulis dalam Imamat 11. Mungkin pada masa itu obat penangkal kelebihan choresterol sudah ada/ sudah ditemukan. Tetapi apakah hal tersebut berarti Yesus membatalkan Hukum-Nya sendiri (Markus 7), tentu tidak, konteks yang dimaksud Yesus adalah mengecam manusia/ kaum Yahudi saat itu yang lebih mementingkan ibadah lahiriah daripada penyembahan kepada Tuhan secara rohaniah.
Yesus mengajarkan : apapun dari luar tidak menajiskan manusia, tetapi apa yang keluar itu yang manajiskannya, sebab dalam hati orang timbul pikiran jahat, percabulan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan. Semua hal2 jahat ini timbul dari dalam hati manusia dan menajiskan orang. Dari konteks itu kita bisa mengerti bahwa Yesus tidak mengharapkan manusia menjauhi perbuatan tertentu hanya sekedar pemenuhan suatu hukum/ tugas, melainkan hendaknya manusia itu melakukannya karena benar-benar menghormati dan mengasihiNya.
Dalam Kisah 10:9-16 dikatakan "apa yang dinyatakan halal oleh Allah, tidak boleh engkau nyatakan haram", disini jelas sekali makanan tidak menajiskan orang. Artinya semua makanan itu halal. Tapi tidak semua makanan layak untuk dikonsumsi. Karena tubuh kita adalah baitNya (1 Korintus 6:19) yang diciptakan secara khusus, maka seharusnya kita hanya memasukkan apa yang baik dan berguna bagi tubuh kita untuk kemuliaanNya.

5. POLEMIK MAKANAN HARAM-HALAL :
Untuk soal makanan, saya menghormati perbedaan pendapat yang beredar yang membenarkan ini haram, itu tidak haram, semuanya halal dst. Karena masing-masing pendapat mempunyai alasan dan dasar pemikiran sendiri-sendiri.
Untuk soal makanan ini sebaiknya kita juga melihat kepada sisi manfaat bagi kesehatan. Apalagi kita ini tidak lagi dibawah hukum Taurat karena Yesus sudah menggenapinya. Darah binatang itu mengandung bermacam-macam zat, choresterol dll, bahkan penyakit-penyakit itu mengalir dalam darah, ini berbahaya bagi tubuh kita. Pola makan yang salah akan memicu penyakit. Terlebih lagi kita harus menjaga tubuh kita sebagai bait Allah yang kudus (1 Kor 6:19).
Sedangkan makanan yang dipersembahkan kepada berhala itu memang dilarang (Kisah 15: 29), tetapi mungkin sebaiknya tidak usah diartikan haram dalam arti sempit. Tetapi haruskah "kita orang percaya" makan makanan seperti itu? Rasul Paulus berkata: "Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah" (1 Korintus 10:31).
Maka, setiap kita makan dan minum marilah kita menimbang :
Apakah Allah dimuliakan melalui makanan yang kita makan dan minuman yang kita minum?
Apakah Allah dimuliakan kalau kita memakan makanan yang dinyatakan tidak boleh di Alkitab?
Apakah Allah dimuliakan kalau kita mengkonsumsi terlalu berlebihan makanan yang mengandung zat-zat berbahaya?
Apakah Allah dimuliakan jika kita meminum minuman yang memabukkan?
Apakah Allah dimuliakan ketika kita memakan makanan di tempat/lingkungan dan suasana tertentu?

SEJARAH ALIRAN-ALIRAN GEREJA (PROTESTAN)

I. PENGANTAR
Tidak dapat dipungkiri bahwa akhir-akhir ini banyak warga gereja yang bingung menyaksikan munculnya berbagai aliran gereja di Indonesia. Mereka bingung oleh karena aliran-aliran gereja ini seolah-olah saling berlomba menawarkan “produk-produk” untuk diminati oleh warga gereja. Dan dalam rangka menawarkan “produk-produk” tersebut, tidak jarang aliran gereja yang satu mencela aliran gereja yang lain sehingga acap kali timbul pertentangan di antara penganut aliran-aliran tersebut.
Sejarah gereja mencatat bahwa hingga dewasa ini terdapat tiga “rumpun gereja” yang besar, yakni Gereja Ortodoks, Gereja Katolik Roma, dan Gereja Protestan. Berbeda dengan rumpun Ortodoks dan rumpun Katolik Roma yang tetap solid, rumpun Protestan adalah rumpun yang dalam perjalanan sejarahnya paling sering terpecah belah. Dari rumpun protestan ini bermunculan berbagai gereja dengan coraknya masing-masing, yang dalam tulisan ini kita sebut sebagai “aliran-aliran gereja”. Dewasa ini terdapat kurang lebih 13 aliran gereja yang muncul dari rumpun Protestan (lihat, “Berbagai Aliran di Dalam dan di Sekitar Gereja”, karangan Pdt. Dr. Jan S. Aritonang, yang menjadi acuan utama tulisan ini).
Dalam kesempatan dan ruang yang terbatas ini kita tidak mungkin mencatat seluruh aliran gereja. Yang akan dicatat (secara sangat singkat) di sini hanyalah sembilan aliran yang masuk dan berkembang di Indonesia. Karena itu tulisan ini diberi judul “Ensiklopedi Mini Aliran-aliran Gereja (Protestan)”.
Tujuan penulisan “Ensiklopedi Mini” ini ialah agar para pembaca mengetahui secara garis besar aliran-aliran gereja di Indonesia yang muncul dari rumpun Protestan. Tekanan akan diberikan secara khusus pada tiga hal penting saja, yakni : 1) awal kemunculannya; 2) pokok-pokok penting ajarannya; dan 3) jalan masuk serta perkembangannya di Indonesia.
II. ALIRAN-ALIRAN GEREJA DI INDONESIA
1. LUTHERAN
a. Awal kemunculannya
Lutheran adalah sebuah nama yang diberikan oleh para pengikut Martin Luther, sang Reformator Gereja. Sulit ditentukan dengan pasti kapan aliran ini mulai muncul. Sebab hingga aliran ini diberi nama Lutheran, ia melalui proses yang cukup panjang dan rumit.
Tetapi jika kita mengacu pada proses “pembakuan” ajaran Lutheran, tahun 1530 dapat kita sebut sebagai awal kemunculan aliran Lutheran. Sebab pada tahun tersebut untuk pertama kali terbit sebuah dokumen yang berisikan ajaran Martin Luther. Dokumen ini dikenal dengan nama Konfesi Augsburg, dan disusun oleh para teolog pengikut Luther, terutama Philip Melanchton.
Di kemudian hari muncul pula dokumen-dokumen lain yang berisikan ajaran-ajaran Martin Luther. Dokumen-dokumen tersebut pada gilirannya dihimpun dalam sebuah kitab yang diberi nama Kitab Konkord, yang diterbitkan pada 25 Juni 1580. Kitab inilah yang menjadi semacam kanon (patokan ajaran) bagi gereja-gereja Lutheran, yang sejak akhir abad ke-16 sudah semakin menjelma menjadi gereja yang mapan.
b. Pokok-pokok Penting Ajarannya
• Firman dan Sakramen adalah kata-kata kunci dalam kehidupan gereja-gereja Lutheran dan merupakan pusat ajaran Luther. “Firman” semata-mata mengacu pada Alkitab sebagaimana dinyatakan lewat semboyan sola scriptura. Sedangkan “Sakramen” mengacu pada penghargaan tinggi atas kedua sakramen: Baptisan Kudus dan Perjamuan Kudus. Bagi Luther sakramen adalah Firman yang kelihatan, atau diperagakan.
• Jabatan dan Tata Gereja. Berdasarkan penelitian atas Alkitab, antara lain surat Ibrani dan I Petrus, Luther melihat bahwa secara hakiki tidak ada pemisahan antara kaum klerus dan awam ataupun hierarki atau penjenjangan di antara jabatan-jabatan gerejawi. Berdasarkan imamat dan pengorbanan Kristus, semua orang percaya adalah imam. Inilah yang disebut Luther (bersama para reformator lainnya) Imamat Am Semua Orang Percaya.
• Tata Ibadah. Suasana dan liturgi dalam ibadah di gereja-gereja Lutheran tidak banyak berbeda dari Gereja Katolik Roma. Bagi Luther(an) yang terpenting dalam ibadah adalah, bagaimana agar jemaat mengalami dengan nyata tindakan penyelamatan Allah di dalam Kristus, dan itu hanya bisa dialamai bila kepada mereka Firman diberitakan dengan murni dan dalam bahasa yang dapat dimengerti jemaat, dan sakramen dilayankan dengan benar. Dalam setiap ibadah Minggu harus ada pemberitaan Firman yang murni (semata-mata dari Alkitab). Sedangkan Perjamuan Kudus tidak mesti diselenggarakan pada setiap ibadah Minggu.
c. Jalan Masuk dan Perkembangannya di Indonesia
Gereja/aliran Lutheran pertama kali masuk ke Indonesia bersamaan dengan datangnya orang-orang Belanda/VOC, yakni pada permulaan abad ke-17. Di antara para pegawai VOC ada orang-orang yang beraliran Lutheran (kendati sangat sedikit), dan mereka inilah yang pertama kali mendirikan Gereja Lutheran di Indonesia.
Di kemudian hari aliran ini masuk dengan lebih deras lagi ke Indonesia bersamaan dengan masuknya para penginjil Rheinische Missions-gesellschaf (RMG), secara khusus di Sumatera Utara mulai tahun 1861. Di Indonesia dewasa ini ada sekurang-kurangnya delapan organisasi gereja yang mengaku sebagai penganut paham atau termasuk aliran Lutheran, yaitu: HKBP, GKPS, GPKB, GKPI, HKI, GKLI, GKPA dan GKPM; semuanya (kecuali GPKB) berkantor pusat di Sumatera Utara dan sekitarnya.
2. CALVINIS
a. Awal Kemunculannya
Sama seperti aliran Lutheran, sulit ditentukan dengan tepat kapan awal kemunculan aliran Calvinis ini. Sebab hingga aliran ini diberi nama Calvinis (diambil dari nama Johannes Calvin, sang reformator), prosesnya cukup panjang dan rumit pula.
Jika kita mengacu pada “pembakuan” ajaran Calvin, tahun 1536 dapat disebut sebagai awal kemunculan aliran Calvinis. Sebab pada tahun tersebut muncul suatu karya besar dari Calvin sendiri yang berjudul Relegious Christianae Institutio, disingkat Institutio. Kitab inilah yang di kemudian hari menjadi ciri dan sekaligus pusat teologi Calvinis. Tetapi jika kita mengacu pada kelembagaan/organisasi, tahun 1559 dapat disebut pula sebagai awal kemunculan aliran Calvinis. Sebab pada tahun tersebut Sidang Sinode pertama para pengikut Calvin diadakan di Perancis.
Aliran Calvinis ini pertama kali bertumbuh dan berkembang di Swiss dan Perancis. Tetapi perkembangan pesat aliran ini justru terjadi di Belanda. Perlu dicatat bahwa berbeda dengan Gereja Lutheran, tidak ada satu pun gereja pengikut Calvin yang menamakan dirinya Gereja Calvinis. Pada umumnya mereka menamakan diri Gereja Reformed. Ada pula yang menamakan diri Gereja Presbyterian, dan ada pula yang menamakan diri Gereja Congregational.
b. Pokok-pokok Penting Ajarannya
• Kedaulatan dan Kemuliaan Allah. Pokok ajaran/teologi Calvin adalah Kedaulatan dan Kemuliaan Allah. Kedaulatan Allah terutama tampak dalam perkara penciptaan dan keselamatan. Sedangkan mengenai Kemuliaan Allah, Calvin menegaskan bahwa Allah menciptakan dunia dan manusia demi untuk kemuliaanNya. Karena itu segala yang terjadi di dunia ini dan segala yang dikerjakan manusia mestinya bertujuan memuliakan Dia.
• Hakikat Gereja. Gereja adalah persekutuan orang-orang yang telah diselamatkan di dalam Yesus telah dibenarkan kendati tetap merupakan manusia berdosa, yang kesemuanya disambut dan diterima manusia melalui iman. Gereja adalah tempat yang bisa ditemukan dimana saja, asalkan di sana Firman atau injil yang murni diberitakan dan sakramen yang murni dilayankan (Baptisan dan Perjamuan Kudus).
• Tata Gereja dan jabatan. Menurut Calvin, di dalam gereja ada empat jabatan, yakni: gembala/pendeta, pengajar, penatua, dan syamas/diaken. Khusus mengenai “pengajar”, jabatan ini mencakup semua fungsionaris gereja yang terlibat dalam tugas pengajaran yang berhubungan dengan iman kristiani, mulai dari guru agama (di sekolah), guru katekisasi, sampai dengan dosen-dosen teologi. Sedangkan mengenai Tata Gereja, gereja-gereja beraliran Calvinis pada umumnya menganut sistem Presbyterial-Synodal. Sistem ini disebut Presbyterial-Synodal oleh karena semua keputusan jemaat diambil pada tingkat presbyterium (majelis para penatua, termasuk pendeta sebagai presbyter yang berkhotbah dan mengajar), sedangkan perkara-perkara yang menyangkut kepentingan seluruh gereja diputuskan pada tingkat sinode, yang dalam hal ini diwakili oleh wakil-wakil presbyterium dari setiap jemaat.
c. Jalan Masuk dan Perkembangannya di Indonesia
Sama seperti aliran Lutheran, aliran Calvinis ini masuk ke Indonesia pertama kali bersamaan dengan datangnya orang-orang Belanda/VOC ke Indonesia pada permulaan abad ke-17. Sebagian besar pegawai VOC adalah orang-orang Kristen Protestan-Calvinis, dan mereka inilah yang pertama kali mendirikan Gereja yang beraliran Calvinis di Indonesia.
Di kemudian hari (mulai abad ke-18), aliran gereja ini masuk dengan lebih deras lagi ke Indonesia berbarengan dengan datangnya zending-zending Protestan dari Negeri Belanda. Hasil dari pekerjaan zending-zending ini adalah berdirinya sejumlah besar gereja di Indonesia (khususnya di Indonesia bagian Timur) yang menyatakan diri beraliran Calvinis.
Dari segi kwantitas, aliran Calvinis ini memiliki penganut terbesar di antara gereja-gereja di Indonesia. Paling tidak hal ini dapat dilihat dari jumlah gereja anggota PGI. Di antara 68 gereja anggota PGI (sampai dengan 1993), sekurang-kurangnya separuh dari mereka mengaku sebagai Calvinis. Beberapa di antaranya yang dapat dicatat di sini ialah: GPM, GMIM, GMIT, GPIB, GBKP, GKI (Jabar, Jateng, Jatim), GKP, GKJ, GKJW, GKPB, GKS, GMIST, GKST, Gereja Toraja, GTM, GKSS, GEPSULTRA, GMIH.
3. BAPTIS
a. Awal kemunculannya
Ada tiga versi tentang sejarah awal kemunculan gereja/aliran Baptis ini. Versi pertama mengatakan bahwa aliran ini bermula pada pembaptisan Yesus oleh Yohanes Pembaptis di Sungai Yordan. Versi kedua mengatakan bahwa aliran ini berakar/bermula pada gerakan Anabaptis yang muncul di Munster, Jerman, pada tahun 1522. Sedangkan versi ketiga mengatakan bahwa aliran ini bermula pada awal abad ke-17, ketika John Smyth berupaya mengembalikan Gereja Anglican di Inggris kepada model gereja zaman Perjanjian Baru. Pendapat terakhir inilah yang diakui para sejarahwan masa kini.
Jika kita sependapat dengan pendapat ketiga (terakhir) di atas, ini berarti bahwa aliran Baptis muncul di Inggris pada awal abad ke-17, sebagai koreksi terhadap Gereja Anglican. Gereja Anglican di Inggris ini dapat disebut sebagai Gereja Negara, oleh karena Raja/Ratu Inggris adalah kepala Gereja.
b. Pokok-pokok Penting Ajarannya
Gereja Baptis sering disebut sebagai gereja yang menganut teologi Non Creedal, dalam arti tidak terikat pada rumusan pengakuan iman tertentu, seperti di gereja-gereja Protestan lainnya. Kendati demikian ada beberapa pokok ajarannya yang perlu kita perhatikan, antara lain:
• Gereja dipahami sebagai persekutuan dari pribadi-pribadi yang telah diselamatkan Allah melalui pengorbanan dan penebusan Kristus. Orang atau jiwa yang sudah bertobat dibaptis dengan cara diselamkan, merekalah yang layak menjadi anggota-anggota gereja.
• Kemerdekaan setiap jemaat merupakan perwujudan dari gereja yang sejati. Setiap jemaat lokal adalah badan yang otonom dan harus diselenggarakan secara demokratis di bawah tuntunan Roh Kudus dan pengajaran Yesus Kristus. Gereja tidak boleh tunduk pada perintah badan atau organisasi keagamaan manapun, tetapi hanya tunduk pada Yesus Kristus, yang adalah kepala setiap jemaat.
• Gereja harus terpisah dari negara dan harus ada jaminan kebebasan beragama bagi setiap pribadi. Gereja atau jemaat tidak tunduk pada pemerintah negara. Negara tidak boleh mencampuri urusan gereja, dan sebaliknya gereja juga tidak boleh mencampuri urusan negara, karena masing-masing punya wilayah pelayanan (dan kekuasaan). Karena itu negara tidak boleh menggunakan kekuasaan menindak kelompok agama tertentu karena dianggap menyimpang atau sesat.
c. Jalan Masuk dan Perkembangannya di Indonesia
Jika kita mengacu pada kedatangan penginjil Baptis yang pertama ke Indonesia, maka tahun 1814 dapat disebut sebagai awal masuknya aliran Baptis ke Indonesia. Sebab pada tahun tersebut Jebes Carey, penginjil dari Baptist Missionary Society (lembaga pekabaran Injil Baptis yang sangat besar di Inggris), diutus untuk bekerja di Maluku.
Selain Jabes Carey, pada kurun waktu 1813-1857 ada sekitar 20 penginjil Baptis yang bekerja di Indonesia. Yang patut dicatat adalah dua penginjil pertama di Tanah Batak, Richard Burton dan Nathaniel Ward. Mereka masuk ke sana pada tahun 1824, ketika Inggris masih berkuasa atas pulau Sumatera. Tetapi mereka tidak berhasil menobatkan satu orang Batak pun.
Hasil yang cukup besar justru terjadi di Irian Jaya/Papua, dimana The Australian Baptist Missionary Society mengabarkan Injil sejak tahun1938. Selain itu atas usaha Indonesian Baptist Mission yang bekerja di Pulau Jawa sejak tahun 1951, di pulau tersebut (juga di Sumatera) berkembang beberapa jemaat Baptis. Di beberapa daerah lain, seperti di Kalimantan Barat dan Sulawesi Utara, juga terdapat jemaat-jemaat Baptis.
Perlu dicatat pula bahwa di Indonesia dewasa ini terdapat enam organisasi gereja-gereja Baptis, yakni: Persekutuan Gereja-gereja Baptis Irian Jaya (PGBIJ), Gabungan Gereja Baptis Indonesia (GBI), Gereja Perhimpunan Injili Baptis Indonesia (GPIBI), Kerapatan Gereja Baptis Indonesia (KGBI), Gereja Baptis Independent di Indonesia (GBII), dan Sinode Gereja Kristen Baptis Jakarta.
4. METHODIS
a. Awal Kemunculannya
Aliran ini muncul di Inggris pada pertengahan abad ke-18 sebagai akibat dari pengaruh gerakan Pietisme (kesucian hidup) yang mulai merebak di Eropa Barat sejak abad ke-17. Salah seorang anak pendeta dari Gereja Anglican, John Wesley (yang juga pendeta), tertarik pada gerakan Pietisme ini. Bersama adiknya, Charles Wesley, mereka mendirikan Holy Club yang bertujuan memperkaya kehidupan rohani anggotanya dengan jalan mengadakan penelaan Alkitab. Perkumpulan ini sangat terkenal dengan disiplin dan “metode” kerjanya yang sangat ketat. Dari sinilah lahir istilah “Methodis”, yang semula merupakan cemohan terhadap warga perkumpulan ini.
Sebenarnya John Wesley dan para pengikutnya tidak bermasud untuk mendirikan gereja tersendiri terpisah dari Gereja Anglican. Tetapi karena mereka ditentang dengan keras oleh pimpinan Gereja Anglican, pada tahun 1740-an mereka mulai memprakarsai pembentukan persekutuan (gereja) tersendiri.
b. Pokok-pokok Penting Ajarannya
• Kelahiran Kembali (lahir baru): Ini adalah tindakan Allah dan melaluinya seseorang dibawa masuk ke dalam kerajaanNya dan mengalami perubahan di dalam hati. Hanya dengan mengalami kelahiran kembali inilah seseorang bisa menjadi Kristen yang sungguh-sungguh.
• Kesaksian Roh: “Yang kumaksud dengan kesaksian Roh”, kata Wesley, “adalah kesan batiniah di dalam jiwa, yang dengan Roh Allah segera dan langsung bersaksi kepada rohku bahwa aku adalah anak Allah; bahwa Yesus Kristus mengasihiku dan telah memberi diriNya bagiku; bahwa semua dosaku telah dihanyutkan, dan aku pun diperdamaikan dengan Allah”.
• Kesucian dan Kesempurnaan Hidup Kristiani: Kendati sangat menekankan kesucian dan kesempurnaan hidup, Wesley dan umat Metodis cukup moderat tentang hal ini. Di satu pihak kesempurnaan itu merupakan tujuan yang diupayakan pencapaiannya di dalam kehidupan masa kini, tetapi di lain pihak merupakan upaya tidak pernah berakhir. Dengan begitu kesempurnaan itu harus dikejar dan diupayakan terus menerus sepanjang hidup, dan lebih dititikberatkan pada kesempurnaan motivasi dan kerinduan.
c. Jalan Masuk dan Perkembangannya di Indonesia
Misi Metodis sebenarnya telah masuk ke Indonesia sejak tahun 1870-an, dari Singapura dan Malaya. Tetapi baru pada tahun 1905 barulah misi ini bekerja dengan lebih nyata, terutama di Jawa dan Sumatera, dan menghasilkan sejumlah jemaat.
Dewasa ini pengikut Gereja/aliran Metodis kebanyakan terdapat di Sumatera, dan karena itu aktivitas Metodis dapat dikatakan terkonsentrasi pula di wilayah tersebut. Jemaat-jemaat yang berhasil ditumbuhkan di Sumatera kemudian menjelma menjadi Gereja Methodist Indonesia (GMI), yang menetapkan otonominya sejak 9 Agustus 1964.
5. PENTAKOSTAL
a. Awal Kemunculannya
Gerakan/aliran Pentakostal ini muncul di Amerika Serikat pada awal abad ke-20, sebagai lanjutan dari suatu gerakan yang mendahuluinya, yakni Holiness Movement (Gerakan Kesucian) yang muncul di Amerika Serikat pada dasawarsa 1830-an. Gerakan ini muncul terutama dalam Gereja Metodis dan Baptis.
Ada dua versi/pendapat tentang awal kemunculan gerakan/aliran Pentakostal. Versi pertama mengatakan bahwa awal kemunculan Pentakostal adalah tanggal 1 Januari 1910 di kota Topeka, Amerika Serikat, oleh karena pada tanggal tersebut Agnes N. Ozman (salah seorang murid Sekolah Alkitab Bethel) memperoleh Baptisan Roh disertai dengan bukti berbahasa lidah, setelah Pdt. Charles F.Praham menumpangkan tangan ke atas kepalanya. Sementara versi kedua mengatakan bahwa awal kemunculan Pentakostal adalah pada tanggal 9 April 1906 di kota Los Angeles, oleh karena pada tanggal tersebut Roh Kudus turun dan terdengar bahasa lidah di kawasan pantai barat negeri itu, setelah tiga hari berturut-turut Pdt. William J. Seymour (seorang pendeta kulit hitam) berkhotbah di Los Angeles
b. Pokok-pokok Penting Ajarannya
• Baptisan terdiri atas dua jenis, yakni Baptisan air dan Baptisan Roh (dan api). Baptisan air, yakni lambang kematian dan penguburan kemanusiaan yang lama, dengan cara menyelamkan ke dalam air orang yang sudah menyatakan pertobatan dan percaya sungguh-sungguh bahwa Kristus adalah Tuhan dan Juruselamatnya. Dengan itu tubuhnya yang berdosa telah dibersihkan, sedangkan hati dan batinnya telah diperciki dan disucikan oleh darah Kristus.
Sedangkan tentang Baptisan Roh (dan api), ini dijanjikan oleh Allah Bapa sesuai dengan perintah Tuhan Yesus Kristus. Dengan Baptisan ini orang yang menerimanya beroleh kuasa untuk hidup dan pelayanannya, dikokohkan karunia-karunia dan penggunaannya dalam karya pelayanan. Pengalaman ajaib ini merupakan bentuk yang nyata dan kelanjutan dari pengalaman kelahiran baru.
• Berbahasa lidah: Baptisan atas orang-orang percaya di dalam Roh Kudus diawali dan disaksikan oleh tanda lahiriah berupa berbicara dalam bahasa lidah, sebagaimana kemampuan yang diberikan Allah kepada para rasul (Kis.2:4). Berbahasa lidah dalam nats ini pada hakikatnya sama dengan karunia lidah dalam I Korintus 12:4-10, 28, tetapi berbeda dalam maksud dan penggunaannya.
• Penyembuhan ilahi (penyembuhan rohani) merupakan salah satu dari karunia Roh yang pada prinsipnya diberikan kepada semua orang percaya, tetapi dalam prakteknya hanya diperoleh orang-orang tertentu.
c. Jalan Masuk dan Perkembangannya di Indonesia
Gerakan/aliran Pentakostal pada mulanya masuk ke beberapa tempat di Indonesia (Temanggung-Jateng, Cepu, Surabaya, dan Bandung) pada waktu yang kira-kira sama, sekitar 1919-1923. Yang membawa dan menyebar-luaskannya sebagian adalah para penginjil professional dan sebagian lagi warga gereja yang tak kalah besar dalam menyaksikan keyakinan dan ajaran gerejanya. Mereka berasal dari Inggris, Belanda, dan (belakangan) Amerika.
Selain aliran Calvinis, Pentakostal dapat disebut sebagai aliran gereja yang pengikutnya sangat besar di Indonesia. Di Indonesia dewasa ini tumbuh beraneka ragam organisasi gereja Pentakostal. Yang terbesar di antaranya adalah Gereja Pentakosta di Indonesia (GpdI).
Perlu dicatat pula bahwa sejak akhir dasawarsa 1950-an sekurang-kurangnya delapan gereja-gereja Pentakostal menjadi anggota DGI/PGI, antara lain: Gereja Isa Alamasih (GIA), Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS), Gereja Pentakosta Pusat Surabaya (GPPS), Gereja Gerakan Pentakosta (GGP), Gereja Bethel di Indonesia (GBI), dan Gereja Tuhan di Indonesia (GTdI).
6. KHARISMATIK
a. Awal kemunculannya
Gerakan/aliran Kharismatik dikenal juga dengan nama “Gerakan Pentakostal Baru”. Dengan demikian jelaslah bahwa gerakan Kharismatik berpangkal pada gerakan Pentakostal. Ciri utama yang menunjukkan bahwa gerakan Kharismatik berpangkal dan mirip dengan gerakan Pentakostal ialah, keduanya memberi tekanan pada “Baptisan Roh” dan “Penyembuhan Ilahi).
Cikal bakal Gerakan Kharismatik ini adalah sebuah organisasi para pengusaha Kristen yang bernama The Full Gospel Business Men’s Fellowship (FGBMF), yang dibentuk oleh Demos Shakarian, seorang milyuner di kota California, Amerika Serikat. Sejak semula kalangan FGBMF sudah menggunakan nama “Persekutuan Kharismatik” untuk pertemuan-pertemuan mereka.
Suatu peristiwa yang sering diacu sebagai awal kemunculan gerakan Kharismatik ini ialah peristiwa yang terjadi di lingkungan Gereja Episkopal di sekitar kota Los Angeles-California, pada tahun 1959. Dalam peristiwa tersebut sepasang suami-istri yang masih muda, John dan Joan Baker, menerima Baptisan Roh disertai tanda berbahasa lidah, setelah bersentuhan dengan kalangan Pentakostal. Segera menyusul 10 orang lagi, lalu mereka berhimpun mengadakan kebaktian sendiri. Peristiwa ini (Baptisan Roh) kemudian dialami pula oleh jemaat-jemaat Episkopal di sekitarnya, dan mengakibatkan api kharismatik menyulut kobaran di mana-mana.
b. Pokok-pokok Penting Ajarannya
• Pujian. Hasil pertama dari kedatangan Roh Kudus lewat Baptisan Roh adalah luapan pujian dari lubuk hati orang percaya. Hasilnya, orang percaya memiliki kemampuan baru memuliakan Allah, sebagaimana nampak dalam lagu-lagu pujian Kharismatik yang spontan dan - pada sebagian - dilambangkan oleh pemberian karunia berbahasa lidah.
• Penginjilan. Kedatangan Roh Kudus melalui Baptisan Roh memimpin kepada penginjilan. Bagi sebagian orang hal ini mendorong mereka untuk menginjili lebih efektif lagi, sedangkan bagi sebagian orang yang lain merupakan dorongan untuk menginjili untuk pertama kalinya. Sama seperti orang-orang Kristen yang dibaptis dalam Roh menerima kemampuan baru untuk berbicara secara bebas kepada Allah di dalam pujian, begitu juga mereka memiliki kemampuan dan keberanian baru untuk berbicara kepada orang lain tentang Tuhan.
• Karunia-karunia Roh. Hal yang paling banyak disebut sebagai ciri Kharismatik adalah karunia-karunia Roh yang didaftarkan antara lain dalam I Korintus 12:8-10. Kendati daftar ini memuat sembilan charismata, namun karunia yang paling utama dan paling banyak dibicarakan adalah glossolalia (bahasa lidah), nubuat dan penyembuhan.
• Kuasa Rohani. Unsur ini merangkumi seluruh aspek pandangan dan praktek gerakan Kharismatik. Kuasa Rohani yang mendampingi Baptisan Roh mewujud-nyata dalam kemampuan memuji Allah, menginjili, mengusir dan mengalahkan si jahat, serta mempraktekkan karunia-karunia Roh.
c. Jalan Masuk dan Perkembangannya di Indonesia
Gerakan/aliran Kharismatik pertama kali masuk ke Indonesia pada bagian kedua tahun 1960-an melalui penginjil-penginjil dari Amerika Serikat dan Eropa. Dalam waktu sangat singkat gerakan ini berkembang dengan sangat pesat di Indonesia, sambil “menggerogoti” sebagian besar warga gereja “arus utama”. Dewasa ini hampir di seluruh wilayah Indonesia gerakan/aliran ini memiliki pengaruh yang sangat besar, terutama di kalangan pemuda/mahasiswa. Selain karena semangat yang luar biasa dari para penginjilnya, “keunggulan” aliran ini terletak pada pola peribadahannya yang sangat memikat, yang ditunjang oleh musik yang ditata dengan sangat apik.
7. INJILI (EVANGELICAL)
a. Awal Kemunculannya
Sama seperti beberapa gerakan/aliran yang telah diuraikan di depan, sulit ditentukan dengan tepat kapan sebenarnya awal kelahiran/kemunculan gerakan/aliran Injili ini. Tetapi sebagian besar peneliti berpendapat bahwa untuk memahami aliran ini, kita harus memulainya dengan melihat pada “Fundamentalisme”, karena aliran ini (Injili) secara langsung melanjutkan dan mengembangkan semangat dan paham Fundamentalisme.
Fundamentalisme adalah suatu gerakan yang muncul di Amerika Serikat pada awal abad ke-20 dan bersifat antar-denominasi dan antar-konfesi. Fundamentalisme ini dicirikan oleh pembelaan dan kesetiaan yang teguh dan militan atas seperangkat dasar-dasar iman (fundamental of faith) terutama kelima butir berikut: 1) pengilhaman dan kemutlakan Alkitab; 2)keilahian Kristus dan kelahirannya dari anak dara; 3) kematian Kristus sebagai ganti dan penebus manusia; 4) kebangkitanNya secara jasmani; dan 5) kedatanganNya kedua kali. Di samping itu, gerakan ini ditandai pula oleh “mentalitas separatis”, yakni membenarkan pemisahan secara religius dari siapa saja yang tidak menyatakan bersedia menerima dasar-dasar iman di atas.
Akan tetapi perlu dicatat bahwa kendati aliran Injili adalah kelanjutan dari Fundamentalisme, harus ditegaskan bahwa keduanya tidak persis sama. Aliran Injili, sebagaimana dikonotasikan oleh namanya, merupakan gerakan yang lebih menganut sikap konstruktif ketimbang defensif-separatis seperti tersirat pada istilah fundamentalis.
Kalau demikian kapan gerakan/aliran Injili ini pertama kali muncul? Jawabannya ialah pada pertengahan abad ke-20, di Amerika Serikat. Tokoh yang bisa disebut dengan hormat sebagai organisator gerakan/aliran Injili ini ialah Harold Ockenga. Dalam rangka menanggalkan kecenderungan separatis pada fundamentalisme, ia menegaskan bahwa tugas kaum Injili haruslah “merembesi” (gereja dan masyarakat) ketimbang memisahkan diri (dari padanya).
b. Pokok-pokok Penting Ajarannya
• Kitab Suci (Alkitab) adalah bagian hakiki dan rekaman yang patut dipercaya tentang penyingkapan diri yang ilahi. Semua kitab di dalam Perjanjian Lama dan Baru, yang diberikan oleh pengilhaman ilahi, adalah Firman Allah yang tertulis, satu-satunya ajaran yang mutlak bagi iman dan kelakuan.
• Roh yang bekerja di dalam kita: Roh Kudus, melalui proklamasi Injil, membarui hati kita, membujuk kita agar bertobat dari dosa-dosa kita dan mengakui Yesus sebagai Tuhan. Oleh Roh yang sama kita dipimpin untuk percaya pada belas kasihan ilahi, yang olehnya kita diampuni dari semua dosa kita, dibenarkan oleh iman semata-mata melalui jasa Kristus Juruselamat kita, dan terjamin mendapat anugerah Cuma-Cuma berupa kehidupan kekal.
• Gereja yang di dalamnya kita melayani: Gereja diundang oleh Kristus untuk mempersembahkan ibadah yang berkenan kepada Allah dan melayani Dia dengan memberitakan Injil dan menjadikan segala bangsa muridNya, dengan menggembalakan kawanan domba itu melalui pelayanan firman dan sakramen serta perawatan pastoral sehari-hari, dengan memperjuangkan keadilan sosial dan menyembuhkan duka dan derita manusia.
c. Jalan Masuk dan Perkembangannya di Indonesia
Gerakan/aliran ini sejak tahun 1950-an telah hadir di Indonesia melalui Amerika Serikat dan Eropa (terutama Jerman dan Belanda). Salah satu tonggak yang menandai kehadiran gerakan/aliran ini di Indonesia adalah Yayasan Persekutuan Pekabaran Injil di Indonesia (YPPII) yang didirikan pada tahun 1961 menyusul Institut Injili Indonesia(I.3) yang didirikan di Batu-Malang pada tahun 1959. Salah satu tonggak lain yang juga patut disebut adalah Seminari Alkitab Asia Tenggara (SAAT), juga di kota Malang.
Patut dicatat bahwa sama seperti gerakan/aliran Kharismatik, gerakan/aliran Injili ini mengalami perkembangan yang sangat pesat di hampir seluruh wilayah Indonesia. Semula gerakan/aliran ini tidak bermaksud mendirikan organisasi gereja yang baru di Indonesia, melainkan hendak membawa gereja-gereja yang ada kepada pembaruan, atau kembali kepada ajaran yang benar, yaitu yang Injili. Tetapi dalam kenyataannya sejak 1960-an telah berdiri sejumlah gereja yang baru, yang secara gamblang memakai istilah Injili pada nama yang digunakan, ataupun mengaku diri sebagai bagian dari gerakan atau gereja yang Injili. Dan belakangan ini gereja-gereja beraliran Injili membentuk sebuah wadah perhimpunan yang bernama Persekutuan Injili Indonesia (PII).
8. ADVENTIS
a. Awal Kemunculannya
Aliran ini muncul pertama kali di Amerika Serikat pada awal abad ke-19. Aliran ini muncul di tengah-tengah kegundahan masyarakat Amerika Serikat baik karena pertikaian sosial maupun karena depresi ekonomi dan keuangan. Di tengah-tengah kegundahan masyarakat Amerika Serikat ini muncul kelompok-kelompok dari kaum “Injili” yang sangat bersemangat dalam mengadakan penelaahan Alkitab. Bagian-bagian Alkitab yang sangat digandrungi untuk ditelaah adalah bagian-bagian Alkitab yang berbicara tentang Advent Kedua (parousia), yakni kedatangan Tuhan Yesus kedua kali, dan eskaton (akhir zaman). Banyak di antara mereka yang mengambil bagian dalan penelaan Alkitab ini yakin bahwa kedatangan kembali Kristus dan Hari Penghakiman akan segera tiba, dan milenium (Kerajaan Seribu Tahun) pun akan dimulai.
Ada beberapa orang tokoh yang dapat disebut sebagai pelopor/pendiri aliran Adventis ini. Salah seorang di antara mereka yang sangat perlu dicatat di sini adalah William Miller. Penelitiannya atas Alkitab (terutama Dan.8:14) membawanya pada kesimpulan bahwa Kristus akan datang kembali pada tahun 1843, atau selambat-lambatnya tahun 1844. Kendati ramalan Miller ini (bahkan beberapa kali) tidak tepat, sebagian pengikutnya tetap setia, dan mereka inilah yang pertama kali membentuk Gereja Adventis.
b. Pokok-pokok Penting Ajarannya
• Kedatangan Kristus kedua kali adalah pengharapan gereja yang penuh berkat, mahapuncak dari Injil. Kedatangan Juruselamat akan berlangsung secara nyata, pribadi, kelihatan, dan seluas dunia. Ketika Ia kembali orang-orang benar yang mati akan dibangkitkan, dan bersama dengan orang-orang benar yang masih hidup akan dimuliakan dan dibawa ke Sorga, tetapi orang-orang fasik akan mati. Pemenuhan yang hampir tuntas dari kebanyakan nubuat, bersama dengan keadaan dunia masa kini, mengisyaratkan bahwa kedatangan Kristus segera terjadi. Saat berlangsungnya peristiwa itu belum disingkapkan, dan karena itu kita diimbau agar siap sedia di segala waktu.
• Milenium adalah seribu tahun pemerintahan Kristus dengan orang-orang sucinya di sorga di antara kebangkitan pertama dan kedua. Pada masa ini orang-orang jahat yang sudah mati akan dihakimi; bumi akan sama sekali sunyi sepi, tidak ada manusia hidup yang menghuni, melainkan diduduki oleh iblis dan malaikat-malaikatnya. Pada akhir masa itu Kristus bersama orang-orang sucinya dan kota suci akan turun dari sorga ke bumi. Lalu orang-orang fasik yang telah mati akan dibangkitkan, dan bersama iblis dan malaikat-malaikatnya akan mengitari kota itu, tetapi api Allah akan menelan mereka dan membersihkan bumi. Jadi alam semesta akan dibebaskan dari dosa dan para pendosa untuk selama-lamanya.
c. Jalan Masuk dan Perkembangannya di Indonesia
Sejak tahun 1900 aliran ini telah hadir di Indonesia berbarengan dengan datangnya Ralph W. Munson di Padang, dari Singapura. Kemudian menyusul sejumlah misionaris Adventis lainnya dari Australia, Belanda dan Amerika.
Kendati aliran ini kurang berkembang dengan pesat (dibandingkan beberapa aliran lain) di Indonesia, ia telah tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia. Beberapa aktifitasnya yang sangat terkenal di Indonesia antara lain lembaga-lembaga pendidikannya (dari TK hingga Universitas), Rumah-rumah Sakit, dan penerbitan majalah (terutama majalah kesehatan).
9. SAKSI JEHOVA
(Catatan: sebenarnya Saksi Jehova adalah sebuah Sekte yang bukan aliran Protestan dan tidak memiliki dasar pengakuan apostolik bersama dengan umat Kristen. Namun karena Sekte tersebut di Indonesia sering “dipaksa” dikotakkan sebagai Gereja Kristen/ Protestan, kami juga membahasnya disini secara singkat.)
a. Awal Kemunculannya
Saksi Jehova berawal dari sebuah organisasi yang bernama Zion’s Watch Tower Bible and Tract Society, yang didirikan di Amerika Serikat pada tahun 1881. Di kemudian hari organisasi ini berubah nama menjadi Watch Tower Siciety. Pendiri organisasi ini adalah Charles Taze Russel yang berlatar-belakang Presbyterian Skotland-Irlandia. Tetapi sejak tahun 1870 ia bergabung dengan sebuah kelompok yang bercorak Adventis.
Sejak semula Russel berkata bahwa sebenarnya ia tidak bermaksud mendirikan gereja ataupun organisasi keagamaan baru, melainkan hanya sekedar “penerbitan” yang menyebarkan produknya, teutama lewat pos. Tetapi kemudian “agama pos” ini, demikian Russel, telah berkembang menjadi “organisasi Allah, dan satu-satunya bahtera keselamatan (sampai sekarang kaum Saksi Jehova selalu berkata bahwa organisasi mereka bukan gereja).
b. Pokok-pokok Penting Ajarannya
• Allah Bapa, Yesus Kristus dan Roh Kudus: Allah Bapa dan Putera Allah (Yesus Kristus) adalah dua pribadi dan Roh yang secara hakiki berbeda dan terpisah satu sama lain. Allah Bapa, Jehova, sang Pencipta, lebih tinggi dari sang Putera. Yesus Kristus adalah saksi dan pelayan utama dari Jehova, dan setiap saksi (warga Saksi Jehova) adalah pelayan yang mengikuti teladan Yesus Kristus. Roh Kudus bukanlah pribadi ke-Allah-an yang tersendiri, melainkan kuasa, daya atau pengaruh dari Allah Bapa.
• Kedatangan Kristus kedua kali dan Milenium: Kedatangan Kristus kedua kali ke bumi akan didahului oleh Perang Harmagedon di bumi. Tetapi peristiwa itu didahului oleh perang antara Mikhael dan iblis. Setelah kalah, iblis “sang naga” dijatuhkan dan dipenjarakan di bumi. Setelah itu berlangsunglah Kerajaan Seribu Tahun di bumi, alias “Zaman Akhir Dunia Ini”, di mana Kristus memerintah sebagai raja, didampingi 144.000 orang-orang pilihan yang nantinya mewarisi sorga.
• Kebangkitan dan Penghakiman: Kendati Yesus bangkit dari kubur dan tampil seperti seorang manusia, bentuk kebangkitanNya yang sebenarnya adalah seperti Jehova, yaitu Roh, yang bukan duniawi atau manusiawi atau sesuatu apapun yang memiliki bentuk tertentu. Tentang kematian, kebangkitan dan penghakiman atas manusia dikemukakan bahwa roh dan tubuh manusia tidak pernah terpisah; karena itu jiwa manusia tidur setelah ia mati. Pada saat penghakiman umat manusia tidak serempak dihakimi. Mereka yang menjalani kehidupan yang tidak benar di bumi dan telah berdosa terhadap Roh Kudus telah dihakimi sebelum Hari Penghakiman Agung. Mereka ini berada di luar pembaruan dan perbaikan dan tidak akan berdiri di hadapan Kristus pada Hari penghakiman agung, melainkan tertidur terus selama-lamanya.
c. Jalan Masuk dan Perkembangannya di Indonesia
Tidak diketahui dengan pasti kapan aliran ini pertama kali masuk ke Indonesia dan dari mana ia datang. Yang pasti ialah sejak dasawarsa 1960-an aliran ini telah sangat popular di Indonesia. Terutama pada dasawarsa 1970-an aliran ini sempat sangat popular, dalam arti berhasil meraih banyak peminat dan anggota dan melakukan banyak kegiatan yang menarik perhatian masyarakat luas.
Yang membuat aliran ini kemudian “lebih terkenal” lagi di Indonesia ialah, pada tahun 1976 aliran ini secara resmi dilarang oleh pemerintah untuk berkegiatan di Indonesia, dengan alasan bahwa aliran ini dinilai - oleh pemerintah , bersama pimpinan organisasi agama atau gereja-gereja resmi - telah menyebarluaskan ajaran sesat yang menimbulkan keresahan dan gangguan dalam masyarakat yang bisa merusak kehidupan beragama di Indonesia.
Akan tetapi kendati dilarang, dalam kenyataannya penganut aliran ini tetap beroperasi di Indonesia dengan giat. Akhirnya, seiring dengan merebaknya gerakan reformasi di Indonesia, khususnya pada masa pemerintahan presiden Abdurahman Wahid, aliran ini diizinkan oleh pemerintah untuk melakukan aktivitasnya kembali di Indonesia.
III. PENUTUP
Demikianlah penjelasan (sangat) singkat tentang sembilan aliran gereja dari rumpun Protestan yang masuk dan berkembang di Indonesia. Sebagaimana telah disinggung dalam Pendahuluan, karena kesempatan dan ruang yang sangat terbatas maka berbagai aspek dari aliran-aliran gereja ini tidak dapat diuraikan lebih rinci. Semoga melalui tulisan ini para pembaca dapat mengetahui secara garis besar aliran-aliran gereja yang ada dan berkembang di Indonesia. Kami (Penulis) berharap kiranya dengan mengetahui aliran-aliran lain (di luar aliran yang kita anut), kita dapat lebih saling mengenal satu dengan yang lain, kendati ada beberapa perbedaan di antara kita.
Akhirnya, mari kita berdoa semoga perbedaan-perbedaan yang terdapat di antara kita (gereja-gereja di Indonesia) tidak akan menjadi batu sandungan bagi kita dalam bersaksi dan melayani di bumi Indonesia.

Diadopsi dari tulisan:
Pdt. Daniel Sopamena M.Th adalah Dosen Bidang
Sejarah Gereja dan Ekumenika STT Intim Makassar

AYUB dan KELUARGANYA

Telaah:Ayub 1:1-5; 2:9-10

Bagaimana Profil Kehidupan Ayub dan Keluarganya?
Pertama, Ia hidup berkenan di mata Tuhan. Ayub sosok pribadi yang berkenan di mata Tuhan. Mengapa? Karena dia hidup dalam iman dan ketaatan kepada Tuhan. Alkitab mengatakan bahwa Ayub hidup saleh, benar, takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan serta selalu mempersembahkan korban bakaran sebagai ucapan syukur kepada Tuhan (ay. 1, 5).
Kedua, Ia hidup bertahan dan menang terhadap ujian iman. Ayub bukan sosok pribadi yang gampang menyerah, gampang bersungut-sungut dan menyalahkan Tuhan. Imannya bukan iman kerupuk yang sepintas kelihatannya besar, namun gampang retak menciut tatkala terkena air dan tekanan. Juga bukan iman tahu yang gampang hancur tatkala dipencet. Sebagai contoh: meskipun 10 anaknya mati, seluruh hartanya diambil, ia tetap bersyukur dan memuji Tuhan, sambil berkata, “Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. Tuhan yang member, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan” (ay. 21). Ketika kesehatannya direnggut darinya, ia tetap tidak menyalahkan Tuhan. Bahkan tatkala istrinya menyuruh dia untuk mengutuk Tuhan, ia tetap tidak bergeming dengan komitmen iman dan kesetiaanya kepada Tuhan dan berkata, “Engkau bicara seperti perempuan gila. Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?” (Ayb 2:10). Meskipun diuji bertubi-tubi, ia tidak mengalami dekadensi iman dan kesetiaanya kepada Tuhan tetap teruji. Ia memiliki komitment iman: Sekali ikut Tuhan tetap ikut Tuhan sampai mati (Why. 2:10). Apa rahasia kemenangan Ayub menghadapi ujian iman? Ia back to basic bukan bersandar kepada harta kekayaannya, juga bukan kepada hikmat dan kepintarannya, tetapi hanya kepada Allah dan firman-Nya.

Berkat dan segala kelimpahan hidup membuat manusia nyaman dan menikmati hidup jika dalam keadaan seperti ini manusia beryukur pada Tuhan serta memiliki kesalehan adalah hal yang wajar. Sebab kehidupan yang mapan dan serba kecukupan dalam materi membuat kebanyakan orang tidak perlu terlalu kuatir dan cemas. Apalagi ditunjang dengan memiliki kesehatan yang baik, keluarga yang bahagia membuat banyak orang mudah bersyukur kepada Tuhan. demikian juga kelancaran demi kelancaran dalam usaha dan pekerjaan yang selalu dialami membuat manusia bisa menikmati hidup. Tetapi bagaimana jika sebaliknya yang terjadi kita mengalami kemiskinan, selalu menghadapi kesulitan hidup yang terus menerus, keluarga tidak harmonis, apalagi kesehatan sering terganggu apakah kita masih mampu bersyukur kepada Tuhan terlebih tetap setiap beribadah kepada Tuhan. keadaan seperti ini membuat kita lebih gambang menyangkal Tuhan dari pada setia pada Tuhan.
Kondisi seperti ini cukup banyak terjadi di jemaar Tuhan, sebab pengenalan kita kepada Allah hanya sebatas berkat dan kebaikan yang kita terima. ketika semua berkat dicabut dan kesulitan demi kesulitan terus terjadi sulit bagi kita untuk menyembah bahkan mengenal Allah.
Iman Ayub tidak tergantung dengan segala sesuatu yang melekat dalam dirinya, imannya adalah iman yang murni tulus dan konsisten. Hal ini teruji ketika dia tidak mendapatkan semua yang pernah dia miliki, kekayaan yang melimpah, anak-anak yang baik demikian juga kesehatan yang baik. Ketika semuanya dicabut imannya tidak juga tercabut, sebab Ayub memiliki iman dan kesetian kepada Allah tidak tergantung pada semua itu. Semua kekayaan yang dimiliki adalah bonus dari Allah, pengenalannya kepada Allah jauh melampaui dari semua harta yang dia miliki. Kiranya Ayub menjadi teladan hidu bagi setiap jemaat Tuhan pada masa sekarang ini dalam memiliki iman dan pengenalan kepada Tuhan.

Kesadaran bahwa semua yang kita punya adalah anugrah Tuhan akan membawa manusia tidak terpaku dan bergantung mutlak pada yang kita miliki. Konsep hidup Ayub ada pada bagian ini, sehingga di dalam hidupnya Ayub memandang segala sesuatu yang ia punya adalah kemurahan dan titipan Tuhan. Cara pandang demikian membuat Ayub memberikan korban bakaran kepada Tuhan, agar anak-anaknya tidak dimurkai Allah. Ayub menjadi imam bagi anak-anaknya. Pada waktu istrinya mempunyai konsep yang salah tentang Allah sekali lagi Ayub menjalankan fungsinya sebagai suami dan kepala keluarga sehingga Ayub mengajar istrinya mengenai Allah yang di tempatkan pada posisi yang seharusnya. Dan ketika semua yang Ayub punya termasuk kesehatannya “dirampas” dan hartanya habis dalam jangka waktu yang pendek, sekali lagi Ayub memperlihatkan pengenalannya kepada Allah yang begitu dalam “TUHAN yang memberi TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN”. Ayub memberi teladan yang sangat indah dalam hidupnya. Waktu semua berjalan lancara Ayub mengingat dan menyembah Tuhan namun saat jalan hidupnya begitu sulit dan menyesakkan dada Ayub pun tetap percaya dan menyembah Tuhan.

Ayub dan keluarganya adalah keluarga yang ideal, karena Ayub mempunyai keluarga yang harmonis, anak-anak saling mengasihi, saling memperhatikan, saling menghargai, mereka mengadakan pesta dirumah mereka secara bergiliran, dan saudara perempuan mereka juga diundang (1:4). Ayub sebagai kepala keluarga berfungsi sebagai imam, dia memperhatikan kerohanian anak-anaknya dengan mempersembahkan korban bakaran sebanyak jumlah anaknya buat pengampunan dosa yang mungkin dilakukan anak-anaknya (1:5). Ayub juga mempunyai harta yang berlimpah (1:2), Ayub menjadi pengajar yang baik, memperhatikan, menguatkan orang yang susah dan kata-katanya mengokohkan yang lemah (4:3-4). Ayub seorang yang kokoh dalam iman, ia bukan saja mengerti Firman Tuhan tetapi juga mempraktekkan Firman Tuhan dalam kehidupan sehari-hari. Allah memberi bukti akan sifat Ayub sebelum masa-masa pencobaan datang bahwa ia adalah seorang laki-laki di tanah Us bernama Ayub; orang itu saleh dan jujur; ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan (Ayub 1:1,8,2:3).
Kemudian malapetaka menimpa Ayub dan keluarganya, sehingga keluarga yang ideal dan harmonis, berubah seketika menjadi keluarga yang paling malang. Semua terjadi karena Allah mengizinkan iblis untuk mencobai Ayub dan hal tersebut dijadikan Allah sebagai ujian bagi Ayub. Ujian tersebut mencakup segala bidang antara lain:
1.Dalam Bidang Ekonomi
Seluruh kekayaan yang telah dikumpulkan Ayub bertahun-tahun musnah dalam waktu sekejap mata. Allah membiarkan iblis merampok harta Ayub , dimana iblis memakai orang-orang Syeba merampok, dan bukan saja merampas tetapi juga membunuh para penjaganya ( 1:15). Kemudian memakai orang-orang Kasdim merampok untanya dan membunuh para pelayannya ( 1:17). Iblis juga menurunkan api dari langit membakar seluruh kambing dombanya dan membunuh pelayannya (1:16). Seluruh harta benda Ayub habis dalam waktu yang singkat.
2.Dalam Bidang Rumah Tangga
Keharmonisan rumah tangga Ayub dihancur, anak-anaknya mati seketika dengan iblis mendatangkan angin ribut yang merobohkan rumah dan menimpa mereka (1: 18-19)
Istri Ayub yang sebelumnya tidak pernah kedapatan cela, tetapi sesudah malapetaka yang menimpa mereka, mulai berubah dengan menyuruh Ayub mengutuki Allah dan menyumpahi Ayub supaya mati (2: 9).
3.Dalam Bidang Jasmani
Ayub bukan hanya hilang harta dan keluarganya, tetapi juga kesehatannya, dia ditimpa dengan barah yang busuk dari telapak kakinya sampai ke batu kepalanya. Jenis penyakit kulit ini tidak memberi kesempatan untuk Ayub mengadakan perjalanan kemanapun juga sebab sangat menderita dan ini dibuktikan dengan solusi menggaruknya dengan beling (2:7-8).
4.Dalam Bidang Sosial
Kesalehan dan kekayaan Ayub membuatnya menjadi orang terhormat dikalangan warganya dan teman-temannya, namun setelah terjadi malapetaka mereka menuduh ada kecurangan dan dosa sehingga Ayub mengalami celaka. Para pengawainya tidak lagi menghormati dan mengindahkan Ayub. Teman-temannya menyalahkan Ayub, kecuali Elihu yang mengerti dan merasakan penderitaan Ayub.
5.Dalam Bidang Mental
Secara Mental Ayub mengalami kekacauan, ia tidak mengerti mengapa dia menderita sebab ia tidak menemukan kesalahan dalam dirinya. Dia mengalami tekanan mental yang luar biasa dengan kehilangan semuanya dalam waktu yang singkat sendirian. Ayub dari konglemerat menjadi melarat, berpenyakitan dan kesepian karena tidak ada yang mengerti penderitaannya.
6.Dalam Bidang Emosional
Kehidupan Ayub berubah secara tiba-tiba, dari hidup berkelimpahan menjadi kekurangan, dari keluarga yang harmonis menjadi seorang yang ditinggalkan sendiri. Dari orang yang dihormati menjadi orang yang dicemooh. Ayub menjdi stress bahkan depresi berat sehingga ia mengutuki hari kelahirannya.
7.Dalam Bidang Rohani
Persekutuan dan kearapan dengan Tuhan, dimana Ayub dapat berdialog dengan Tuhan, ternyata juga mengalami masalah. Pada waktu manusia tidak dapat menjadi sandaran, maka Tuhan menjadi tempat sandaran yang terbaik. Ternyata persekutan yang indah tidak lagi dirasakan, Tuhan brerdiam diri, sehingga habislah pengharapan dari Ayub. Ternyata Ayub tetap setia dan akhirnya Allah menyatakan diri dan mengembalikan semuanya dua kali lipat dari sebelumnya.

Dalam Kitab Ayub ada 3 issue:
[A] Apakah benar orang percaya karena berkat? Atau Apakah orang beribadah karena diberi perlindungan?
[B] Mengapa orang baik tapi menderita?
[C] Orang yang menderita belum tentu dari Tuhan.
Ayub kemungkinan hidup sezaman dengan Abraham. Ia saleh, takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan. Kesalehannya tak diragukan. Bukan hanya untuk dirinya, tapi juga ia memperhatikan kerohanian anak-anaknya.
Ayub menderita. Ini suatu yang sangat dramatis dan mendadak. Kekayaannya dan keluarganya meninggal. Tapi, ia menyadari bahwa kekayaan bukan segalanya, tapi suatu bonus. Karena ia yakin bahwa semua yang dari Tuhan adalah yang terbaik.
Ayub tak tahu bahwa di belakang semua ini ada serangan dari Iblis yang ingin mencelakakan dirinya. Ia masih bertanya-tanya. Tapi, ia menunjukkan imannya dalam kesulitan ini.
Ayub dibela oleh Tuhan. Ia bisa melewati kesulitan ini. Allah memulihkan keadaannya.

1.Ayat pertama sudah diperkenalkan bahwa Ayub adalah orang saleh, jujur dan takut akan Tuhan.
[A] Ia saleh pada waktu kaya. Banyak orang kaya tidak saleh tapi sombong.
[B] Ia kaya, tapi tidak sibuk yang lain-lain, tapi ia menjadi imam bagi keluarganya.
[C] Ia membawa keluarganya menyembah Allah. Pagi-pagi Ayub sudah mempersembahkan korban, jadi Ayub berpusat pada Tuhan. Anak-anaknya melihat kerohanian ayub.
2.Penderitaan Ayub tidak menghilangkan kesalehannya.
[A] Istrinya menyuruh ia menyangkal Yesus.
[B] Kawan-kawannya juga meninggalkan / menghina Ayub.
[C] Bahasa yang dipakai selalu berpusat pada Tuhan. Misalnya: Dengan telanjang, . . .
3.Penderitaan adalah sarana Allah berbicara.
[A] Allah sulit diprediksi. Seluruh konsep orang beragama berkata orang saleh, akan mendapat berkat. Tapi, dalam kisah Ayub, hal itu tidak berlaku.
[B] Allah memakai penderitaan untuk membentuk karakter Ayub. Oscar Wilde mengatakan bahwa penderitaan adalah ladang yang paling subur untuk membawa Allah berbicara.
[C] Penderitaan membawa Ayub menjadi lebih mengenal Allah. Ayub berkata, ‘Hanya kata orang saja . . . (Ayub 4). Relasi dengan Tuhan lebih penting dari segalanya. Bukan kegiatannya, tapi relasinya. Orang yang banyak kegiatan, belum tentu memiliki relasi yang baik dengan Tuhan, malahan mungkin ada akibat negative dari kegiatan yang banyak, tapi tak ada relasi dengan Tuhan.
Orang yang percaya belum tentu tak mengalami penderitaan. John Piper mengatakan, “Kalau hari ini kau tak menderita karena Tuhan, maka imanmu harus dipertanyakan, apakah benar engkau percaya pada Tuhan.”

Kondisi keluarga pada zaman sekarang. Dimana selingkuh itu sesuatu yang biasa. Dulu selingkuh itu tabu dibicarakan, tapi sekarang sudah menjadi hal yang umum.
Istrinya tak tahan menderita. Ada hukum tabur tuai, kalau seseorang menabur yang baik, maka ia pasti menuai yang baik dan sebaliknya. Ayub orang yang saleh, tapi waktu penderitaan datang, maka istrinya mencela dia. Apakah hukum tabur tuai itu mutlak? Apakah orang tua yang baik, pasti anaknya baik? Di sini kita melihat peran Ayub sebagai ayah sudah maximal. Kerohanian seseorang tergantung diri masing-masing.

Ayub sudah menjadi imam bagi anak-anaknya. Kita tidak tahu jelas mengenai anak-anaknya. Tapi, di sini, kita melihat istrinya mengatakan hal yang tak terpuji. Di sini kita melihat kualitas iman dari istri. Ini tantangan untuk wanita, karena wanita sangat rentan untuk harta. Kalau bukan harta, mungkin anak-anak. Harta dan anak-anak sering menjadi berhala bagi wanita.

Kalau dikaitkan dengan bulan keluarga. Orang tua harus memberikan waktu dan perhatian mengenai kesejahteraan rohani dari anak-anaknya. Bukan hanya materi, tapi juga rohaninya. Bagaimana kelakuan, gaya hidup mereka.
Ayub memberikan teladan yang baik. Itu lebih penting dari materi. Kalau keluarga hamba Tuhan memiliki keturunan yang tak saleh, itu teladan yang kurang baik. Jadi, apakah hamba Tuhan sudah memprioritaskan keluarganya, bukan hanya pelayanannya.

Ada teka-teki. Binatang apa yang pertama dibuat? Binatang apa yang paling kuat? Kuda nil adalah mahluk pertama yang dibuat. Buaya adalah yang paling kuat (Ayub 40:14). Kuda nil sangat kuat walau makan rumput. Ototnya berpilin-pilin. Buaya kulitnya seperti perisai.
[A] Ayub menguduskan anak-anaknya, berkaitan dengan pesta.
[B] Istri Ayub mengalami suatu pressure yang sangat berat. Waktu kehilangan 10 anak, ia sangat terpukul. Karena ia yang
[C] Pencobaan selalu ada dalam dunia. Orang bisa survive dalam pencobaan adalah orang saleh, jujur, menjauhi kejahatan (v 1).
[D] Penyembahan yang sehat. Keluarga yang harmonis. Iman adalah sebuah kekuatan, pemulihan, kemenangan yang dibutuhkan dalam hidup.
[E] Ayub orang yang dibanggakan Tuhan. Kalau Tuhan memiliki kita, apakah Tuhan bangga?

Di belakang sukses suami ada istri yang mendukung. Kekayaan Ayub karena didukung istri. Istri Ayub seperti yang dikatakan dalam Amsal, pagi-pagi bangun, mendukung, dll. Tapi, penderitaan istri Ayub luar biasa. Maka ia tak dikasih penyakit lagi. Jangan dianggap istri jelek, hanya karena 1 perkataan itu, lalu semua kebaikan belasan tahun istri Ayub lalu lenyap. Melalui kisah ini, kita belajar, bahwa hidup pasti ada masalah, maka harus siap hati (siap mental). Jadi, kalau miskin, harus bagaimana. Anak-anak harus dididik bagaimana menghadapi kesulitan. Maka ibu Rika suka menceritakan kisah dari keluarga-keluarga untuk anaka-anaknya.

Peranan seorang pria sangat vital untuk keluarga yang diberkati Tuhan. Namun seorang laki-laki paling banyak mengalami tantangan dalam hidup.
[A] Ketaatan kepada Allah menyebabkan kesuksesan dan kebahagiaan dalam hidup Ayub.
[B] Ia membentuk diri menjadi seorang yang berintegritas. Dalam pencobaan, ia tetap setia. Pencobaan yang paling besar dihadapi Ayub, bukan istrinya. Ialah yang sakit, dll. Ia dicobai segala-galanya. Imannya naik terus. Ayub mengalami “Clash” dengan istrinya. Tapi, ia bisa tetap mengasihi istrinya.
[C] Ia memandang diri di bawah kedaulatan Tuhan. Manusia melihat hidupnya sepotong-sepotong. Ayub melihat secara menyuluruh. Kalau ada orang yang susah dulu, baru kaya, maka ia akan membuat orang lain susah dulu, sebelum kaya / senang. Ia berpikir itu sebagai sebuah keadilan. Ia tak membuat susah orang.
[D] Ia sukses sampai keturunan ke 4. Banyak orang hanya sampai 3 generasi.

Teman-teman Ayub mewakili asumsi pandangan orang mengenai penderitaan. Misalnya Elifas mewakili orang yang berpandangan hukum tabur tuai (Ayub 4:7-8).
Bildad mewakili orang yang berpandangan bahwa penderitaan orang tua karena dosa anak-anaknya (8:4-6).
Jofar mewakili orang yang berpandangan bahwa penderitaan karena dosanya sendiri (11:4).
Tatkala kita mengalami kesulitan, kita sering mencari orang lain / teman untuk minta nasehat. Tapi, ada kalanya teman bukan membuat masalah selesai, malah makin rumit.

[A] Orang saleh bisa kaya. Bahkan menjadi yang paling kaya. Mana duluan, saleh dulu atau kaya dulu? Ayub saleh dulu (v 1), dan ia dipercaya kaya.
[B] Orang saleh tidak anti bekerja. Orang saleh tidak kehilangan focus antara bekerja dan rohani. Orang saleh bisa menjadi teladan dalam dunia pekerjaan.
[C] Orang kaya bisa saleh. Kesalehannya diakui Tuhan. Kesalehannya komplit: saleh+jujur+takut akan Tuhan+menjauhi kejahatan. Ke 4 hal itu dipertegas dengan istilah “Dan.” Saleh dan jujur dan takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan. Maka dikatakan dalam KJV, bahwa ia orang perfect (v 1). Satu-satunya orang yang “Perfect” yaitu Ayub.
[D] Kesalehannya diuji oleh penguji yang berat, setan. Ujian yang terberat adalah dari istri, orang yang paling dikasihinya.
[E] Orang saleh bisa punya keluarga yang saleh. Bukan hanya untuk diri, tapi juga untuk keluarga. Bapa tidak lupa ajar anak, secara khusus kerohanian anak-anak. Walau anak-anak sudah besar, tapi masih berpengaruh dalam keluarga anak-anaknya. Urusan kerohanian tak pernah selesai. Jadi, kalau ada pertemuan keluarga, bukan hanya urusan social, atau makan-makan, tapi urusan kerohanian.

Ayub adalah contoh figur yang berhasil dalam hidup secara jasmani dan rohani. Secara jasmani, pertama, ia punya keluarga yang ideal. Punya tujuh anak laki-laki dan tiga anak perempuan adalah tanda diberkati (tujuh dan tiga adalah angka istimewa bagi bangsa Yahudi). Kedua, ia kaya. Hartanya banyak. Kekayaannya dijelaskan sama dengan penjelasan untuk leluhur Israel, dengan penekanan pada jumlah binatang dan hamba (bdk. Abraham, Kej 12:16). Lima ratus keledai betina adalah tanda potensi ekonomi yang besar. Pernyataan bahwa ia orang paling kaya di Timur menegaskan hal ini. Secara rohani, ia disebut orang saleh dan jujur. Ibrani: tam (blameless, akar kata “komplit” menunjuk pada orang yang dewasa secara rohani dan manusia batinnya berintegritas/murni) dan yasar (upright). Yasar artinya lurus, benar, digunakan dalam konteks perilaku manusia yang selaras dengan jalan Tuhan. Ini tidak berarti Ayub tidak pernah berdosa.
Dua bukti kesalehannya adalah pertama, perannya sebagai imam bagi keluarganya. Ia mengadakan upacara korban penebusan dosa dengan serius, bahkan mencakup dosa dalam hati. Kedua, sikapnya yang matang secara rohani ketika menghadapi penderitaan. Walaupun dalam bagian-2 berikutnya, ia bergumul hebat tetapi tidak menuruti desakan istrinya untuk mengutuki Allah. John Chrysostom menjelaskan bahwa alasan Setan tidak membunuh istri Ayub adalah supaya ia dapat memakainya sebagai alatnya. Ayub tidak menjadi ateis dan ia tidak lari dari kenyataan hidup yang berat melalui kematian karena kalau ia mengutuk Allah, Allah akan menghukumnya mati. Sebaliknya, dengan penuh hikmat, ia menerima apapun yang Tuhan izinkan terjadi dalam hidupnya. Kekayaan dan bencana dalam teologi masa itu dipercaya sebagai pemberian Tuhan (cf. Ebiet berteologi sama: anugerah dan bencana adalah kehendakNya).

Hanya orang yang berbuat dosa, tanpa dilihat orang lain, dia yang dihukum Allah, orang baik yang di berkati Allah. Melalui kisah Ayub ini, pandangan Teologis di balikan. Hal pertama yagn kita pelajari: Tuhan memandang kepada hati bukan lahiriah, kebaikan,kejujuran penting tapi sikap hati yang takut akan TUhan jauh lebih penting. Penderitaan bukan berarti selalu dosa. Allah menguji dalam segala keadaan. 3. Hal2 dalam hatinya. Tuhan itu membela Ayub dengan menyuruh sahabat2nya mengakui kesalahan2nya (v.47). konsep Ayub tentang Allah itu benar, kemudian Ayub mendoakan mereka, dan Tuhan memulihkan keadaan Ayub dan Tuhan memberikan dua kali lipat dari keadaannya dahulu.

Saya melihat Ayub memiliki 4 syarat sebagai pria yang dikagumi:
1.Kerohanian yang baik; karakter, baik, iman dan perbuatan selaras
2.Usahanya sukses; ada orang kerohanian baik tapi karakternya jelek
3.Keluarga yang ideal; kehidupan masyarakatnya indah

Kitab ini menjawab bagaimana orang benar bisa menanggung penderitaan.

Saya melihat 1:1 à itu adalah kisah dari awal kehidupan Ayub. Pasal 42:17 menutup kitab ini, matilah tua lanjut umur. Pergumulan itu ada di tengah. Kitab Amsal mengatakan bahwa akhir hidup itu penting, sekalipun dia menghadapi pergumulan tapi dia telah menang. Berarti sampai akhir hidupnya dia tetap setia kepada Tuhan.

Tema ini jelas menceritakan tentang keluarga Kristen. Keluarga itu ada definisinya, ada sebagian orang dalam keluarga itu saling berbagi. Dari ayat ini ada 3 poin:
1.Keluarga Kristen dimulai dari kesalehan perorangan. Disini dimulai dari Ayub; dia begitu megnasihi Tuhan. Keluarga Kristen itu memakai kekristenan itu memimpin keluarganya seperti Ayub yang memperhatikan iman keluarganya. Bagian ini begitu penting tetapi tidak terlalu ditekankan
2.Keluarga Kristen dalam menghadapi kesusahan itu dihadapi bersama. penderitaan itu datang dari iblis, tapi tidak hanya kepada Ayub pribadi, juga keluarganya. Bagaimana di dalam keluarga seharusnya ada kesusahan dihadapi bersama.

Dalam kemakmran dan kejayaan ia bukan seorang yang see no evil, hear no evil , ayub adalah seorang yang open mind, open eyes and open mouth baik terhadap ana-anaknya, pengalman dgn tuhan, kesalahan istri, teman-tema dan kepad atuhan sendiri.
Kata ayub berasal adari ayaab bahasa Mesopotamia yang berarti father. Keterbuakaannya kepada nak-anak ayub mempersembahkan korban dengan perkataanny perhaps anak-anak berbuat dosa. Dia tidakmemihak keluarga jika itu dosa, ia menegur. Dai tidak menutup kesalahan bahwa orang bisa salah dan berdosa tetapi tidak boleh bedosa.
See no evil, say no evil,
Ayub dalam kejayaannya dan kesalehan,
Kita lihat juga Ayub dalam kondisi ini dia sangat open mind, open eyes, dan open mouth. Baik kepada anak2nya, kepada isterinya dan kepada teman2nya. Khususnya dalam perannya sebagai ayah. Ayub itu mempersembahkan korban dengan perkataan “mungkin…” dia tidak menutup kemungkinan bahwa anak2nya bisa salah.

Ada 3 hal:
1.The person with the family
2.The family with their role; bagaimana keluarga bisa menghadapi hal itu dan bagaimana peran setiap anggota keluarga.
3.The healthy tradition as a legacy; Ayub waspada terhadap dosa kendatipun dari istri sendiri. Di dalam kelemahan iblis.

Bagaimana kita bisa melihat nilai dari seseorang:
How to understand the value of the person? Beberapa riset mencoba memaparkan hak itu, seperti IQ, EQ , SQ dan terakhir adalah AQ.
Memahami ”isi” hidup ini tidak mudah, Paul Stoltz mencermati ketangguhan Ayub dalam menghadapi kesulitan hidup bahkan penderitaan, namun Ayub tetap konsisten menjadi orang yang berhikmat (Tam, Yassar = man of integrity) memberikan inspirasi yang melahirkan gagasan AQ (Adversity Qoutients), dimana melalui AQ kita melihat bagaimana respon seseorang ketika menghadapi kesulitan dan tantangan hidup. Melihat AQ dijabarkan dalam sebuah akronim CORE (Control, Origin, Reach dan Endurance), sbb:
1.Control, sejauhmana seseorang dapat mengontrol masalah yang terjadi, atau ia selalu dikendalikan oleh masalah? Respon Ayub jika dibandingkan dengan istrinya sangat berbeda (ayub 2:10), dimana meski susah Ayub melihat Allah yang tidak pernah keliru.
2.Origin, bagaimana melihat asal usul masalah secara obyektif, entah kesalahan dari dalam diri sendiri atau dari orang-orang yang berada di sekitarnya.
3.Reach, sejauhmana permasalahan mencapai kinerja seseorang dalam kurun waktu tertentu. Pribadi yang memiliki AQ yang baik tidak akan membiarkan masalah merambah seluruh hidupnya melainkan ia mampu memilah-milah massalah.
4 Endurance, merupakan ketahanan seseorang untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah.

Kehidupan Ayub mempresentasikan CORE yang sangat baik. Setelah mengevaluasi bagaimana diri kita dengan akronim tersebut, maka langkah konkret adalah LEAD (Listen , Explore, Analyze dan yang terakhir Do).
1.Listen, memperhatikan masalah yang terjadi dimana setiap masalah dilihat secara proposional: masalah besar tidak dianggap kecil, masalah kecil tidak dianggap besar.
2.Explore, menguraikan masalah hidup yang terjadi dengan jeli dengan melihat sebab akibat masalah itu.
3.Analyze, membedakan antara keinginan dan kebutuhan dimana Allah berjanji memenuhi kebutuhan bukan keinginan. Masalah dalam hidup muncul karena tidak dapat membedakan keduanya, keinginan dianggap sama dengan kebutuhan.
4.Do, melakukan apa yang seharusnya dilakukan bukan melakukan apa yang ingin dilakukan.
Suatu mobil mau dikeluarkan harus melalui uji ketahanan; ketangguhan 2 hari nonstop, cuaca, dll. 1:1 itu karena belum menghadapi uji ketahanan. Iblis mengatakan karena Ayub dilindungi Tuhan (ay.10). memang di dalam kitab ini sulit dipahami, Tuhan atau iblis yang memulai pergumulan ini. Tetapi uji ketahanan menunjukan kualitas iman, dalam keluarga yang diserang adalah kepala keluarga, yaitu Ayub.

Ada beberapa yang ingin ditekankan:
1:7 menunjukkan siapa sebenarnya Ayub; orang seperti Ayub juga diinjinkan untuk mengalami pencobaan. Ada beberapa ayat yang perlu ditekankan seperti 1:21, 2:10. Kita bicara Ayub tidak bicara pasal 42 akan terasa kurang. Dia mengalami pergumulan dulu baru setelah itu dia baru mengenal Allah yang sesungguhnya dari pengalamannya. Ayub mendoakan teman; merupakan titik balik dari ayub. Kalau Ayub tidak mendoakan teman apa mungkin ayub pulih karena firman Tuhan berkata bahwa ketika ayub mendoakan teman allah memulihkan ayub. Di sini ada kualitas yang mau mengampuni.

Satu bahtera keluaga tidak hanya melihat suami saja. Tapi kita melihat iman isteri. Jelas dalam ayat 5, dia hanya takut dengan anak2nya. Tapi dia tidak kuatir dengan iman isterinya. Isterinya ini dihadapan Tuhan tidak memimpin iman isterinya. Bahtera keluarga yang baik tidak bisa dibangun dari seorang ayah saja, tapi juga isteri. Ayub disini gagal.

1.Setiap keluarga harus melewati ujian.
2.Jika ayah berintegritas, belum tentu anak dan isterinya memiliki kualitas yang sama. Sesudah itu, ayat 7 dikatakan bahwa “perhaps they will curse God” dan isterinya berkata “curse God and die”.
3.Suatu keluarga harus mengenal providensi Allah dan bertanggung jawab

Tantangan sering datang dari dalam. Kita melihat ayub ditantang isteri dan ketiga sahabatnya. Tuhan Yesus, Paulus mengalami hal yang sama.
Kehidupannya diganggu oleh setan menderita sakit badani. Dalam markus 5 ada kejadian yang sama.
Masalah penderitaan; datang dari setan, karena dosa – psikosomatis – Mrk 2:1-10, dikarenakan ulah diri sendiri; gagal atau jatuh tidak mau bangkit lagi lalu kecewa dan terpuruk, atau dikarenakan proses pembentukkan dari Allah, penderitaan yang mulia seperti Ayub, Yusuf, Musa, Tuhan Yesus.

Dalam 5 kitab hikmat, Ayub adalah salah satu; hikmat dalam penderitaan. Ada 4 tiang penopang keluarga:
1.Usaha
2.Pergaulan
3.Berkeluarga
4.Iman percaya dalam kehidupan religious
Introvert mengutamakan keluarga. Ektrovert dia lebih mementingkan usaha atau karirnya.Tapi Kristen, harus tahu menempatkan diri dengan baik. Kadang tuntutan istri lebih besar dan menguasai keluarga. Seblaiknya suami dominan keluarga berantakan.

Ayub seorang:
Hatinya cerah ceria, Mata saleh beribadah, Tangannya berkarya, Anak istri hangat berkeluarga. Rejekinya limpah ruah, Hidupnya berkenan di hati Allah

Tuntutan hidup:
1.Hidup suci
2.Hidup rohani; Jati diri terpelihara
3.Hidup limpah; Ranting berbuah memberi terbaik pada allah
4.Hidup padat mengalirkan berkat kepada sesama
5.Hidup lancar berkat anugerah selalu terpelihara
6.Hidup bersaksi keluarganya jadi bukti
7.Hidup mulia jadi alat-Nya bagi kebesaran nama-Nya

Sikap Ayub:
Tidak dingin, tidak kasar, tidak jahat, tidak manja, tidak pelupa, tidak congkak dan tidak kaku, tidak menyerah, tidak lancing

Konsep hidup ayub:
1.Ayub anggap mengenal Allah lebih penting dari menuntut jawaban
2.Besyukur selalu kepada Tuhan daripada hidup besungut2
3.Ia muliakan Tuhan lebih dari hanya bertahan derita karena Tuhan. Ia aktif inisiatif memuliakan allah.

Warisan ayub:
1.bukan harta benda tapi iman.
2.Bukan perintah saja tapi teladan yang nyata.
3.Bukan mimbar tapi mesbah.
4.Bukan hutang tapi berkat
5.Bukan beban tapi sukacita
6.Bukan panjang umur tapi hidup kekal
7.Bukan kuatitas tapi kualitas
8.Bukan suatu figure mengagumkan natapi martabat citra yang menggugah